Mohon tunggu...
Dhita Mutiara Nabella
Dhita Mutiara Nabella Mohon Tunggu... Konsultan - Program Officer Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia - Pendiri Komunitas Cerita Iklim

I am a dedicated sustainability professional with a Master’s degree in Environment and Sustainable Development from University College London and a background from the Faculty of Mathematics and Natural Sciences at the University of Indonesia. In my current role as Senior Consultant for Net Zero Sustainability Transition at Equatorise, an international advisory firm based in London, I collaborate with institutions and governments to support Indonesian corporates and family offices in exploring opportunities within the UK and EU markets. I also help UK and EU-based entities unlock value and thrive in Indonesia, a growing hub in the Indo-Pacific region. My previous experience includes founding Climate Stories (Cerita Iklim), a youth community focused on climate change awareness, and working at the Research Center for Climate Change at the University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menggugat Gagasan Para Calon Pemimpin Jakarta dalam Menghadapi Perubahan Iklim: Realistis atau Janji Manis?

7 Oktober 2024   13:47 Diperbarui: 7 Oktober 2024   14:06 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.antaranews.com

Pramono Anung-Rano Karno: Transisi Energi Terbarukan dan Perbaikan Transportasi Publik

Pramono Anung dan Rano Karno menekankan pentingnya transisi menuju energi terbarukan sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. Mereka berjanji untuk meningkatkan investasi dalam energi bersih, seperti tenaga surya dan tenaga angin. Namun, saat ini Jakarta hanya menyumbang sekitar 5% dari total kebutuhan energinya dari sumber energi terbarukan. Pertanyaannya, apakah mereka mampu mempercepat transisi ini dengan keterbatasan anggaran dan infrastruktur yang ada?

Untuk mendukung perubahan ini, Pramono-Rano juga berjanji untuk mengembangkan kebijakan yang mendorong rumah tangga dan bisnis di Jakarta beralih ke energi bersih. Namun, perubahan menuju energi terbarukan membutuhkan waktu dan investasi yang besar, dan hingga saat ini belum ada rencana konkret atau kerangka waktu yang jelas mengenai bagaimana mereka akan mencapainya.

Di sisi transportasi, Pramono-Rano fokus pada pengurangan emisi dari kendaraan pribadi dengan memperluas transportasi umum dan memperkenalkan bus listrik. Saat ini, Jakarta memiliki lebih dari 13 juta kendaraan bermotor yang menyumbang sekitar 70% emisi karbon kota. Meskipun MRT dan TransJakarta sudah beroperasi, sistem transportasi umum masih belum mencakup semua area, dan daya tampungnya masih kurang memadai. Pramono-Rano berjanji untuk memperluas cakupan transportasi massal ini, serta memperkenalkan armada bus listrik guna mengurangi polusi udara.

Namun, janji ini membutuhkan dukungan dana besar, baik untuk pengadaan bus listrik maupun perluasan infrastruktur transportasi publik. Tanpa rencana anggaran yang jelas, janji ini mungkin hanya sebatas wacana.

Antara Ambisi dan Realitas

Ketiga pasangan calon gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 memiliki gagasan yang ambisius terkait perubahan iklim dan lingkungan hidup. Ridwan Kamil-Suswono berfokus pada infrastruktur hijau dan teknologi pengelolaan sampah, tetapi mereka harus menghadapi tantangan keterbatasan lahan dan partisipasi masyarakat. Dharma Pongrekun-Kun Wardana menekankan pada penegakan regulasi ketat dan pemberdayaan masyarakat, tetapi mereka harus membuktikan bahwa pendekatan mereka dapat berjalan di tengah lemahnya pengawasan lingkungan saat ini. Pramono Anung-Rano Karno menawarkan transisi energi terbarukan dan perbaikan transportasi umum, tetapi implementasinya memerlukan investasi besar dan kebijakan yang solid.

Di tengah berbagai janji kampanye ini, yang terpenting adalah realisasi dari gagasan-gagasan tersebut. Warga Jakarta sudah lama menghadapi masalah lingkungan yang kian kritis, dan mereka membutuhkan pemimpin yang mampu mengambil langkah konkret, cepat, dan tepat untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin mendesak. Akankah janji-janji ini benar-benar terwujud atau sekadar menjadi bagian dari retorika politik yang berulang setiap kali Pilkada tiba? Time will tell, dan kita harus terus memantau serta mengkritisi apakah janji-janji ini benar-benar dapat diimplementasikan dalam masa kepemimpinan mereka nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun