Atau mungkin ketika manusia lupa menutup pulpen, maka sang pulpen akan berteriak "tutuplah aku, nanti kalau kering jadi susah digunakan kembali"
Saya juga membayangkan apabila pulpen di seluruh dunia memutuskan untuk mogok kerja dalam sehari. Sehingga pada hari itu tidak ada satupun pulpen yang bisa digunakan untuk menulis apapun.
Bayangkan, berapa banyak Mou yang tidak berjalan sebagaimana mestinya karena sewaktu menandatangani nota kesepahaman tidak ada pulpen yang bisa digunakan.
Berapa banyak siswa dan mahasiswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik karena tidak bisa mencatat materi yang disampaikan oleh Guru atau Dosen.
Lalu berapa banyak pula pasien yang tidak mendapatkan resep obat karena dokter di seluruh dunia tidak bisa menuliskan resep obat. Selain itu para perawat di rumah sakit atau klinik tentu saja tidak bisa mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien yang tengah mendapatkan perawatan.
Membayangkan hal ini tentu terkesan berlebihan, tapi bagaimanapun juga perangkat old school seperti pulpen memang sulit untuk tergantikan oleh apapun.
Akhir kata, selamat hari pulpen Internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H