Pendahuluan
Kemiskinan merupakan salah satu tantangan yang kompleks dan merusak di dunia ini. Banyak negara-negara di seluruh dunia berusaha untuk menghapus atau meminimalisir kemiskinan dengan berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang telah diadopsi oleh banyak negara adalah pendekatan nation-state level, yang melibatkan seluruh negara dalam upaya untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Pendekatan nation-state level merupakan suatu strategi yang melibatkan intervensi dan kolaborasi dari pemerintah negara secara menyeluruh. Pemerintah memiliki peran sentral dalam pendekatan nation-state level. Mereka bertanggung jawab untuk merancang kebijakan publik yang berfokus pada pengurangan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain pemerintah, sektor swasta juga memiliki peran penting dalam pendekatan nation-state level. Melalui tanggung jawab sosial perusahaan dan kemitraan publik-swasta, sektor swasta dapat berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja, menyediakan pelatihan keterampilan, dan berinvestasi dalam proyek-proyek pembangunan yang berdampak sosial. Selain itu, masyarakat sipil juga berperan penting dalam pendekatan nation-state level. Organisasi non-pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok advokasi dapat memberikan bantuan langsung kepada individu dan kelompok yang terjebak dalam kemiskinan. Masyarakat sipil juga dapat memainkan peran dalam mempromosikan partisipasi publik, transparansi, dan akuntabilitas dalam upaya mengatasi kemiskinan.
Sebagai contoh terdapat pada negara Singapura yang dikenal sebagai salah satu negara maju dan makmur di dunia. Namun, di balik keberhasilan ekonominya, Singapura masih menghadapi tantangan dalam mengatasi masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial. Dalam upaya untuk menghapus atau meminimalisir kemiskinan, pemerintah Singapura telah mengadopsi pendekatan yang melibatkan seluruh negara atau pendekatan nation-state level.
Salah satu langkah penting yang diambil oleh pemerintah Singapura dalam upaya mengurangi kemiskinan adalah melalui kebijakan kesejahteraan sosial yang komprehensif. Pemerintah Singapura telah mengembangkan program-program seperti tunjangan kesehatan dan tunjangan perumahan bagi keluarga dengan pendapatan rendah. Program ini bertujuan untuk memberikan perlindungan sosial kepada warga yang membutuhkan, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dan meningkatkan kualitas hidup.
Selain itu, pemerintah Singapura juga menyadari pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Mereka telah meluncurkan berbagai program pendidikan inklusif yang memberikan kesempatan yang setara bagi semua warga Singapura untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Program-program ini meliputi beasiswa dan bantuan keuangan bagi siswa berprestasi namun kurang mampu, serta inisiatif untuk meningkatkan akses pendidikan untuk kelompok-kelompok rentan.
Selain itu, pemerintah Singapura juga telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kesempatan kerja dan pelatihan bagi kelompok masyarakat yang berisiko kemiskinan. Hal ini membantu meningkatkan mobilitas sosial dan memberikan kesempatan bagi individu-individu tersebut untuk meraih penghidupan yang lebih baik.
Dalam pendekatan nation-state level, pemerintah Singapura juga bekerja sama dengan sektor swasta dan masyarakat sipil untuk mencapai tujuan penghapusan atau meminimalisir kemiskinan. Program kemitraan publik-swasta telah diluncurkan untuk meningkatkan akses pekerjaan, pelatihan, dan dukungan bagi kelompok rentan. Selain itu, masyarakat sipil juga berperan penting dalam menyediakan bantuan sosial dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.
Dalam kesimpulannya, pendekatan nation-state level merupakan pendekatan yang holistik dan terintegrasi dalam mengatasi kemiskinan. Melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan sinergi dan kolaborasi yang kuat dalam upaya mengurangi ketimpangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Dengan pendekatan ini, diharapkan negara-negara dapat mencapai kemajuan yang signifikan dalam menghapus atau meminimalisir kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.
Negara Singapura menggunakan pendekatan nation-state level menggambarkan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan dengan melibatkan seluruh negara. Melalui kebijakan kesejahteraan sosial, pendidikan inklusif, pelatihan kerja, dan kolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat sipil, Singapura bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang setara untuk meraih kesejahteraan dan kemajuan.
Definisi Kemiskinan Global
Kemiskinan telah menjadi masalah yang terus-menerus sepanjang sejarah manusia. Di zaman kuno, kemiskinan sering dilihat sebagai akibat dari hukuman ilahi atau kurangnya kebajikan pribadi. Kemiskinan memiliki arti yang kompleks, secara umum kemiskinan diartikan sebagai kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup; yaitu kekurangan pakaian, tempat tinggal, dan makanan yang cukup untuk bertahan hidup. Dapat dikatakan bahwa kemiskinan yang absolut didasarkan pada gagasan “kebutuhan dasar manusia” sesuai dengan kebutuhan fisiologis dalam hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow. Kebutuhan ini merupakan tingkatan yang paling dasar dari kebutuhan manusia, kebutuhan fisiologi menjadi yang paling bawah karena kebutuhan ini merupakan aspek terpenting yang harus dipenuhi dalam kehidupan manusia. Sementara kemiskinan relatif adalah perhitungan subyektif, berdasarkan perasaan kekurangan dan ketidakberuntungan yang diciptakan oleh kesenjangan antara orang miskin dan masyarakat lainnya.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti terbatasnya sumber daya manusia yang ada, sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, meningkatnya angka pengangguran, putus sekolah, dan masalah kesehatan di masyarakat. Kemiskinan secara kompleks dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu kemiskinan relatif, absolut, struktural, dan kultural. Untuk mengatasi kemiskinan, diperlukan upaya dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan kerja, memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.
Faktor Penghambat Penghapusan Kemiskinan Global
Globalisasi tentu tidak asing bagi masyarakat global. Salah satu dampak positif dari globalisasi adalah meningkatnya pengetahuan dan teknologi, mempertinggi pandangan hidup kerja, hingga arus ekonomi yang lebih mudah. Akan tetapi terdapat beberapa orang yang mungkin tidak percaya terhadap manfaat globalisasi atau pembangunan, ada pula yang melawan adanya perubahan tersebut karena ketakutan akan kehilangan identitas budaya atau keamanan ekonomi. Untuk mengatasinya yaitu dengan mengupayakan komunikasi, pendidikan, dan partisipasi masyarakat yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
Penyalahgunaan modal yang diberikan oleh pemerintah pusat, merupakan hal yang bukan lagi tabu apalagi di negara kurang maju. Tidak semua orang menggunakan modal secara optimal karena kurangnya pengetahuan atau keterampilan dalam berbisnis, atau bahkan mungkin terjerat dalam praktik korupsi. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memperkuat pendidikan dalam berbisnis, memberikan pelatihan dan pendampingan, serta meningkatkan pengawasan akuntabilitas dalam penggunaan modal yang telah diberikan.
Pengentasan kemiskinan bukanlah tugas yang mudah dan seringkali membutuhkan pendekatan berkelanjutan yang disesuaikan dengan konteks lokal. Setiap negara atau daerah memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda-beda, oleh sebab itu solusi dan kebijakan yang efektif harus didasarkan pada pemahaman mendalam tentang kondisi sosial, ekonomi, dan budaya setempat. Meskipun mengatasi kemiskinan merupakan tantangan yang kompleks, bukan berarti kemiskinan akan selalu ada tanpa solusi. Melalui upaya yang berkelanjutan, pendekatan yang tepat, serta kerjasama yang kuat antara semua pemangku kepentingan, kita dapat memperbaiki kondisi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.
Bercermin kepada negara Singapura yang merupakan salah satu negara maju di dunia yang terbebas dari kemiskinan. Hal ini terjadi karena kebijakan pemerintah yang fokus pada pengembangan masyarakat dengan memenuhi kebutuhan material masyarakat. Pemerintah Singapura mendorong industri dan bisnis untuk didirikan, dan memberikan hibah dan pinjaman sebagai modal untuk membantu industri lokal. Selain itu, pemerintah juga membangun perumahan terencana dan memperbaiki kualitas pendidikan serta kesehatan penduduk setempat. Lee Kuan Yew, mantan Perdana Menteri Singapura, merumuskan lima kebijakan yang sangat terkenal, yaitu wajibnya asuransi dan subsidi rumah warga, obral zona bebas pajak untuk perusahaan asing, serta aturan gaya hidup. Singapura juga memiliki sumber daya manusia yang unggul dan memiliki infrastruktur pelabuhan yang baik, serta pekerja ahli, sebagai hasil dari suksesnya sistem pendidikan negara itu. Singapura juga mengandalkan seluruh sektor ekonominya pada bidang industri dan jasa, seperti pariwisata, perbankan, dan elektronik. Singapura juga memiliki budaya keterbukaan dan transparansi dari penyelenggara negara, sistem pengendalian internal, dan pemberantasan korupsi.
Cara Mengurangi atau Menghapuskan Kemiskinan Global
Mengurangi atau menghapuskan kemiskinan global adalah tujuan yang sangat ambisius, tetapi bukanlah hal yang tidak mungkin. Diperlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, akses universal terhadap pendidikan berkualitas adalah kunci untuk mengurangi kemiskinan. Pemerintah dan organisasi internasional perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa semua anak mendapatkan pendidikan dasar yang baik dan adil.
Pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan keterampilan, pengembangan usaha mikro dan kecil, serta akses ke pasar modal merupakan langkah penting dalam mengurangi kemiskinan. Tak kalah penting, investasi dalam infrastruktur yang inklusif, seperti jalan, air bersih, sanitasi, dan energi, dapat membantu mengurangi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan serta meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan dasar.
Untuk mewujudkan beberapa cara diatas, diperlukan kerja sama internasional yang kuat untuk berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman terbaik dalam mengurangi kemiskinan. Selain itu, pengumpulan data yang akurat dan terkini tentang kemiskinan dan ketimpangan sosial sangatlah penting. Peran tersebut tidak terlepas dari partisipasi masyarakat sipil termasuk organisasi non-pemerintah dan kelompok advokasi untuk memperjuangkan kepentingan kelompok masyarakat yang terpinggirkan.
Kesimpulan
Kemiskinan adalah keadaan ketika seseorang atau suatu rumah tangga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan secara kompleks dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu kemiskinan relatif, absolut, struktural, dan kultural. Kemiskinan relatif adalah perhitungan subyektif, berdasarkan perasaan kekurangan dan ketidakberuntungan yang diciptakan oleh kesenjangan antara orang miskin dan masyarakat lainnya. Sementara kemiskinan absolut didasarkan pada gagasan “kebutuhan dasar manusia” sesuai dengan kebutuhan fisiologis dalam hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow.
Jika dilihat dari pendekatan nation-state level, Singapura memiliki pemerintah yang berkomitmen untuk mengatasi masalah kemiskinan dengan melibatkan seluruh negara. Melalui kebijakan kesejahteraan sosial, pendidikan inklusif, pelatihan kerja, dan kolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat sipil, Singapura bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang setara untuk meraih kesejahteraan dan kemajuan.
Penulis: Fiqih Ihtiari Aujini; Dhifaaf Ainun Juwairiyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H