Untuk mewujudkan beberapa cara diatas, diperlukan kerja sama internasional yang kuat untuk berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman terbaik dalam mengurangi kemiskinan. Selain itu, pengumpulan data yang akurat dan terkini tentang kemiskinan dan ketimpangan sosial sangatlah penting. Peran tersebut tidak terlepas dari partisipasi masyarakat sipil termasuk organisasi non-pemerintah dan kelompok advokasi untuk memperjuangkan kepentingan kelompok masyarakat yang terpinggirkan.
Kesimpulan
Kemiskinan adalah keadaan ketika seseorang atau suatu rumah tangga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan secara kompleks dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu kemiskinan relatif, absolut, struktural, dan kultural. Kemiskinan relatif adalah perhitungan subyektif, berdasarkan perasaan kekurangan dan ketidakberuntungan yang diciptakan oleh kesenjangan antara orang miskin dan masyarakat lainnya. Sementara kemiskinan absolut didasarkan pada gagasan “kebutuhan dasar manusia” sesuai dengan kebutuhan fisiologis dalam hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow.
Jika dilihat dari pendekatan nation-state level, Singapura memiliki pemerintah yang berkomitmen untuk mengatasi masalah kemiskinan dengan melibatkan seluruh negara. Melalui kebijakan kesejahteraan sosial, pendidikan inklusif, pelatihan kerja, dan kolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat sipil, Singapura bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang setara untuk meraih kesejahteraan dan kemajuan.
Penulis: Fiqih Ihtiari Aujini; Dhifaaf Ainun Juwairiyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H