“maaf karena udah punya perasaan sama kamu” kata-kata Jefran mampu membuat Rayya berhenti membaca bukunya. Jefran yang mengetahui Rayya terkejut dengan ucapannya segera melanjutkan perkataannya.
“Aku tidak merencanakan untuk jatuh cinta dan merindukanmu, semua terjadi begitu saja. Bagaimana caranya aku menyembunyikan perasaan cinta yang begitu besar untukmu? Itu tidak mudah. Aku tahu ini salah, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku sendiri” Lanjut Jefran.
Rayya menutup bukunya namun tetap meletakkan buku itu di pangkuannya. Rayya terus memandang bukunya. Ia tidak ingin melihat wajah Jefran untuk saat ini.
“Terima kasih karena kamu sudah mau berkata jujur. Tapi maaf aku tidak bisa membalas perasaanmu. Kita berbeda, bahkan terlalu jauh. Kamu tahu, Jauhku dan jauhmu adalah bagaimana jauhnya adzan subuh ke adzan isya’. Bagaimana kamu berdo’a dengan mengepalkan tangan dan aku dengan membuka lebar telapak tangan. Kita adalah seamin yang tidak akan berubah menjadi seiman, kamu katedral dan aku istiqlal. Mau seperti apapun kita juga tidak bisa bersatu” Ujar Ryya berusaha menjelaskan pada Jefran bahwa mereka berbeda.
“Aku tahu, dalam cinta beda agama masih ada pilihan bukan? Dan aku yang akan ikut denganmu, aku akan berpindah ke agamamu” Ujar Jefran berusaha meyakinkan Rayya.
“Maaf Jeff, bagiku dalam cinta beda agama itu tidak ada pilihan, aku tidak ingin mengkhianati Tuhanku dan aku juga tidak ingin mengambilmu dari Tuhanmu. Jadi mulai sekarang lebih baik lupakan perasaan itu, carilah wanita yang seamin dan seiman denganmu. Sekali lagi terima kasih, aku pamit pulang dulu” Rayya berdiri dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Jefran.
Sejak saat itu tidak ada lagi seorang anak Tuhan yang mengantarkan seorang hamba Allah untuk ke masjid, tidak ada lagi seorang pemuda yang menunggu gadis pujaannya di taman. Semuanya berakhir begitu saja, dan keduanya memutuskan untuk tidak bertemu kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI