Mohon tunggu...
Dewi nurdiana
Dewi nurdiana Mohon Tunggu... -

lahir dilampung hanya orang biasa yg suka menulis ....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Resolusi ikhlas diawal tahun

31 Desember 2010   17:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:06 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Teh Umi sakit apa?" kulanjutkan pertanyaan  walau aku tidak akan sanggup menerima jawabannya

Abah tetap membisu,hanya jari jarinya yang dimainkan matanya sembab mungkin air matanya sudah habis atau mungkin matanya sudah lelah mengucurkan air mata

Abah bercerita ternyata dari hasil pemeriksaan dokter,Teh Umi mengindap penyakit Aids,karena sebelum menikah dengan Abah Teh umi terlibat pergaulan bebas.dan menurut cerita Abah lagi Teh Umi saat menikah dengan Abah tidak menyadari kalo penyakit Aids telah menggerogotinya.

" Sudahlah ,Nak" ibu menggenggam tanganku,

tatapan tajamku tetap tertuju pada Abah ,

"ini semua takdir dari Nya ,kita harus menerima enggak ada yang mau menderita Aids"

Lenyap,rasanya nyawaku seketika,ternyata gonjang ganjing mengenai kematian Teh Umi karena Aids benar bukan cuma gosip belaka.Lalu bagaimana nasib Ibu,aku hanya perduli bagaimana nasib ibuku.

Abah dan Ibu positif mengindap penyakit mematikan itu,Aids.bibi Rubi yang biasa membantu ibu pun mengundurkan diri dari pekerjaannya bukan karena dia ingin tapi katanya anak anaknya tidak mengijinkan ibunya bekerja karena takut tertular penyakit mematikan itu,alasan Bi Rubi bisa kami maklumi,bahkan sejak kabar Abah mengindap penyakit Aids tersebar beberapa orang menjaga jarak dengan keluargaku.Hanya aku yang telaten merawat mereka ,seminggu dua kali aku mengantar orangtuaku berobat dari pengobatan modern hingga tradisional .Walau akhirnya Abah harus menghembuskan napas dengan kalimat terakhir "Abah minta maaf""

Keikhlasan yang dimiliki ibu benar benar luar biasa tidak ada satu kata menyakitkan yang keluar dari bibirnya kepada Abah yang telah membuat Ibu mengindap penyakit mematikan ini

"kalau semua ini kehendak Allah kenapa kita harus takut,hidup ,mati ,rejeki dan jodoh itu semua ada yang mengatur ,ini semua milikNya ketika DIA mau mengambil dengan cara apapun tidak ada yang bisa kita lakukan selain ikhlas"  begitu kata Ibu setiap aku terpuruk dengan takdir yang Allah berikan pada keluargaku

"Semuanya milikNya dan keikhlasan itulah milik kita sebagai mahluknya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun