Mohon tunggu...
Dewi nurdiana
Dewi nurdiana Mohon Tunggu... -

lahir dilampung hanya orang biasa yg suka menulis ....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Resolusi ikhlas diawal tahun

31 Desember 2010   17:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:06 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"sakit ,kata Abah mu tadi"

"sakit?kok Abah enggak kasih kabar Teh umi sakit?

Ibu diam membisu,terlihat guratan kesedihan diwajahnya sebetulnya masih banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan tapi aku urungkan melihat ibu yang sedang dilanda kesedihan.

Abah tertunduk diam sekali kali tanganya menghapus air matanya,ya Tuhan Tubuhnya kurus ,kopiah hitam yang biasa menemaninya kini tidak terlihat lagi,

"Assalamu alaikum ,Abah " ibu mencium tangan Abah aku mengikuti dibelakang Ibu

Tiba tiba Abah menangis sejadi jadinya kata maaf berulang ulang kali keluar dari bibirnya,

Ibu merangkul bahunya,ketegaran dan kesetiaan yang selalu menemani Abah puluhan tahun walau akhirnya harus ternoda dengan kehadiran Teh Umi,tapi kesetiaan dan keikhlasan itu juga yang tetap dipertahankan oleh wanita mulia yang melahirkan aku kedunia ini.

"seorang wanita baru bisa dibilang sukses bila dia bisa berhasil mendidik anak-anaknya dan selalu patuh dan taat pada suaminya dalam keadaan apapun selagi itu masih dijalan Allah" begitu sekiranya pandangan Ibu terhadap kaum wanita.

"sabar ,Abah ...sabar" begitulah ibu mengulang kalimat penyemangat Abah

Siti terdiam bisu, tidak satu katapun yang keluar dari bibirnya ,entah siti bahagia dengan meninggalnya Teh Umi atau turut berduka,tapi siti tetaplah manusia yang tetap merasakan kesedihan walau yang meninggal adalah orang yang membagi dua Abahnya.

Keluarga Teh Umi tampak terlihat datang,walau tidak banyak hanya ayah,ibu,adik dan beberapa anggota keluarganya yang hadir di Rumah sakit itu. Setelah urusan dirumah sakit selesai keluarga sepakat mengebumikan Teh Umi hari ini juga selepas salat ashar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun