Mohon tunggu...
Dhedi R Ghazali
Dhedi R Ghazali Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Saya hanya seorang penulis yang tidak terkenal.

Saya hanya pembaca yang baik dan penulis yang kurang baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Puisi 2015

19 Maret 2016   18:34 Diperbarui: 20 Maret 2016   22:13 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

setan-setan berwajah pura-pura
bergelantungan di telinga
cumbu rayu dunia
butakan mata, butakan jiwa

menara tua menjerit memecah langit
saat fajar mengembalikan malam
saat terik di atas ubun-ubun
saat surya mulai tergelincir ke barat
saat senja menjemput bulan dan bintang
saat malam telah benar-benar datang
tak didengar!

menara tua dikoyak sepi
langkah-langkah kaki perlahan menjauhi
setan-setan kini berdendang riang
bersama manusia-manusia setengah binatang

GubukAksara, 05KosongSatu12

========

Sebuah Kisah

Bait-bait di kelopak kemboja dalam lipatan masa. Bunga kenanga menebar wanginya, membius serangga malam hingga semua terdiam. Lilin-lilin kehilangan sumbu, rembulan berkabung di peraduan. Burung hantu membacakan syair sunyi, menyambut kehadiran wajah serupamu. Dengan lirih, dibacalah namamu yang tertulis di gerbang rumahmu. Senyumnya hilang terseret arus mata air mata yang berlinang.

Langit berkabung
Kilat menyambar-nyambar
Gelap mencekam

Isak tangis sesekali kudengar, berkolaborasi dengan doa-doa yang dibacakan. Melantun beruntun, datanglah angin yang sigap menuntun. Terbang ke awan, menuju Sang Mahakekal. Lalu, dengan langkah lunglai dia menuju keramaian. Di setiap kota yang disinggahi, berceritalah dia tentangmu. Kepada semua kepala dia berkata "Dialah obor yang tak lagi bercahaya."

Gugurlah bunga
Hujan tak kunjung reda
Masa berduka

GubukAksara, 29DuaBelas14

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun