Mohon tunggu...
dhea novellita
dhea novellita Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Berawal dari Hobi, Pemilik Budidaya Anggur Sukses Kembangkan Jenis Anggur hingga 50 Varietas

2 Desember 2024   14:54 Diperbarui: 2 Desember 2024   14:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok 7 membantu menyiram bibit anggur
Kelompok 7 membantu menyiram bibit anggur

Yang pertama untuk budidaya apapun membutuhkan continue, tidak boleh sampai tanaman itu kekeringan terutama pada saat musim kemarau. Yang kedua pola pemupukan teratur, yang ketiga pencegahan hama dan penyakit. Dan yang terakhir kebutuhan tanah tanaman anggur  yaitu tanah lempung yang dalam dan subur dengan drainase yang baik sangat cocok, Tetapi anggur tumbuh subur di tanah yang mengandung tanah liat, batu tulis, kerikil, serpih, dan pasir. Tanah berkerikil umumnya memiliki drainase yang baik, serta menyerap dan memantulkan panas matahari, sehingga memberikan panas bagi tanaman anggur.

Peluang Bisnis di Desa

Budidaya anggur merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan bagi masyarakat pedesaan. Dengan pemahaman yang baik tentang teknik budidaya dan strategi pemasaran yang efektif, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa seperti di Desa Kledung Kradenan dapat berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Diharapkan, keberhasilan Bapak Hasan Basri dalam budidaya anggur ini bisa menjadi inspirasi bagi warga lain untuk mencoba diversifikasi usaha demi meningkatkan kesejahteraan desa.

Di masa pandemi covid-19 lalu, budidaya anggur menjadi alternatif usaha yang menjanjikan. Memulainya pun tidak harus menggunakan lahan yang luas, ditambah lagi saat ini trend memetik buah anggur langsung dari kebun dapat menaikan nilai ekonomis dari buah anggur itu sendiri. Tak jarang orang luar kota rela datang jauh-jauh untuk menikmati memetik buah anggur langsung di kebun, menjadi semacam wisata tersendiri.

Link video wawancara : 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun