Tut
Tut
Telfon berakhir, tak menjawab pernyataan dari ayahnya tak ingin memperpanjang semua masalah, kehidupan yang tidak ingin menjadi problem matika mengganggu kehidupan sehari-hari, grab dipesan berbalik arah ke pesantren.
"Ini dengan mba Syifa" ucap supir grab.
"Iya saya atas nama Syifa" ucap Syifa.
Syifa masuk ke mobil ditemani supir grab yang mengantar ke pondok pesantren Ummul Quro dengan hati yang kesal mengganggu aktivitas yang dilakukan nya, karena Syifa sebenarnya tidak suka menunggu baginya kata menunggu adalah hal yang tabu membuat dia tak senang apalagi tanpa kepastian.
"Untung yang nyuruh orang tua gue, kalau lu bukan sepupu udah gue sebarin di media sosial" ucap lirih sambil memukul WhatsApp dengan jari nya.
"Kenapa mba, apa ada yang salah" ucap supir grab merasa tak enak jika ada kesalahan.
"Gak papa saya lagi kesal dengan seseorang" ucap Syifa mendumel.
"Siapa, pacarnya yah mba" tanya supir Grab.
"Idih amit-amit yah ngapain suka sama orang yang gak jelas dan gak tau perwujudannya" ucap Syifa dengan raut wajah tak senang.