Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Quiet Quitting, Fenomena Pekerja yang Memilih Bekerja Secukupnya

15 Oktober 2024   09:32 Diperbarui: 15 Oktober 2024   09:54 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja secukupnya. Foto: freepik.com/freepik

Lingkungan kerja yang positif dapat membantu mengurangi kecenderungan quiet quitting.

Di sisi lain, karyawan juga harus mengambil tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. 

Membuat batasan yang jelas adalah langkah awal yang penting. Misalnya, menetapkan jam kerja yang tegas dan berkomitmen untuk tidak mengecek email atau pesan kerja di luar jam tersebut dapat membantu menjaga energi dan semangat. 

Selain itu, mencari waktu untuk beristirahat dan melakukan kegiatan yang menyenangkan di luar pekerjaan juga penting untuk menjaga kesehatan mental.

Fenomena quiet quitting mencerminkan kebutuhan untuk mengevaluasi kembali keseimbangan kerja-hidup kita dan cara kita berinteraksi di tempat kerja. 

Dengan memahami penyebab di balik perilaku ini dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung, baik perusahaan maupun karyawan dapat bekerja sama untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik. 

Pada akhirnya, ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan individu tetapi juga produktivitas tim secara keseluruhan. 

Menciptakan budaya kerja yang sehat dan berkelanjutan adalah langkah penting untuk memastikan bahwa karyawan merasa terlibat dan bersemangat dalam pekerjaan mereka, bukan sekadar memenuhi tuntutan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun