Lingkungan kerja yang positif dapat membantu mengurangi kecenderungan quiet quitting.
Di sisi lain, karyawan juga harus mengambil tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.Â
Membuat batasan yang jelas adalah langkah awal yang penting. Misalnya, menetapkan jam kerja yang tegas dan berkomitmen untuk tidak mengecek email atau pesan kerja di luar jam tersebut dapat membantu menjaga energi dan semangat.Â
Selain itu, mencari waktu untuk beristirahat dan melakukan kegiatan yang menyenangkan di luar pekerjaan juga penting untuk menjaga kesehatan mental.
Fenomena quiet quitting mencerminkan kebutuhan untuk mengevaluasi kembali keseimbangan kerja-hidup kita dan cara kita berinteraksi di tempat kerja.Â
Dengan memahami penyebab di balik perilaku ini dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung, baik perusahaan maupun karyawan dapat bekerja sama untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik.Â
Pada akhirnya, ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan individu tetapi juga produktivitas tim secara keseluruhan.Â
Menciptakan budaya kerja yang sehat dan berkelanjutan adalah langkah penting untuk memastikan bahwa karyawan merasa terlibat dan bersemangat dalam pekerjaan mereka, bukan sekadar memenuhi tuntutan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H