Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Quiet Quitting, Fenomena Pekerja yang Memilih Bekerja Secukupnya

15 Oktober 2024   09:32 Diperbarui: 15 Oktober 2024   09:54 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja secukupnya. Foto: freepik.com/freepik

Keseimbangan kerja-hidup yang baik sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik karyawan. 

Ketika karyawan merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak memuaskan dan berlebihan, mereka cenderung kehilangan motivasi dan keterlibatan. 

Karyawan yang memilih untuk melakukan quiet quitting melakukannya sebagai cara untuk menjaga kesejahteraan mereka, meskipun langkah ini mungkin tampak sebagai penyerahan.

Fenomena ini juga menunjukkan adanya kekurangan komunikasi dan pengelolaan beban kerja yang adil di tempat kerja. 

Ketika karyawan tidak merasa didengar atau dihargai, mereka lebih cenderung untuk menarik diri dari keterlibatan aktif dalam pekerjaan mereka. 

Hal ini menciptakan siklus negatif yang mempengaruhi produktivitas dan moral tim secara keseluruhan.

Mencari solusi, tanggung jawab bersama

Jadi, apa solusinya? Pertama, perusahaan perlu menyadari bahwa mereka memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif. 

Meningkatkan keterlibatan karyawan bisa dimulai dengan mendengarkan umpan balik mereka dan memberikan penghargaan yang layak atas kontribusi yang diberikan. 

Ini bisa berupa pengakuan secara verbal, program penghargaan, atau bahkan kesempatan untuk pengembangan karir yang nyata. Ketika karyawan merasa dihargai, mereka cenderung lebih termotivasi untuk berkontribusi lebih.

Selain itu, perusahaan juga perlu memberikan dukungan untuk kesehatan mental. 

Program kesejahteraan yang menawarkan konseling, workshop tentang manajemen stres, atau kegiatan yang membangun tim dapat membantu karyawan merasa lebih terhubung dan didukung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun