Kopi telah lama menjadi teman setia banyak orang di pagi hari. Kandungan kafeinnya membantu meningkatkan energi dan fokus, menjadikannya minuman pilihan untuk memulai hari dengan semangat.Â
Namun, beberapa tahun terakhir, tren minuman tanpa kafein mulai naik daun, menawarkan alternatif yang lebih sehat bagi mereka yang ingin mengurangi asupan kafein.Â
Apakah tren ini hanya sebuah fase, atau benar-benar dapat menjadi solusi untuk kebutuhan energi dan konsentrasi sehari-hari?
Mengapa beberapa orang mulai mengurangi kafein?
Kafein, meskipun memiliki manfaat untuk meningkatkan fokus, dapat menimbulkan efek samping seperti kecemasan, sulit tidur, hingga gangguan pencernaan.Â
Studi dari American Psychiatric Association menemukan bahwa konsumsi kafein berlebih dapat memicu gangguan kecemasan pada individu yang sensitif terhadap zat tersebut.Â
Selain itu, ketergantungan pada kafein bisa menyebabkan gejala putus zat ketika asupannya tiba-tiba dihentikan, seperti sakit kepala dan kelelahan ekstrem.
Bagi mereka yang merasakan dampak negatif ini, mengurangi konsumsi kafein menjadi langkah logis.Â
Inilah yang mendorong tren caffein-free: minuman tanpa kafein namun tetap mampu memberikan dorongan energi dan meningkatkan konsentrasi.
Alternatif minuman pengganti kopi
Saat ini, ada banyak pilihan minuman yang dirancang untuk menggantikan kopi tanpa mengorbankan energi dan fokus. Berikut beberapa di antaranya:
1. Teh herbal
Teh herbal seperti rooibos dan chamomile menjadi alternatif yang populer karena sama sekali tidak mengandung kafein.Â
Meski tidak memberikan lonjakan energi seperti kopi, beberapa jenis teh herbal dapat membantu relaksasi dan menenangkan pikiran, yang bisa mendukung produktivitas.Â
Menurut penelitian dari European Journal of Clinical Nutrition, konsumsi rooibos secara teratur dapat menurunkan stres oksidatif dan membantu tubuh dalam menghadapi tekanan sehari-hari.
2. Golden milk (susu kunyit)
Minuman ini terbuat dari susu, kunyit, jahe, dan bahan alami lainnya. Kunyit sendiri dikenal karena kandungan anti-inflamasi dan antioksidannya, yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh serta memberikan energi alami.Â
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food menunjukkan bahwa kunyit memiliki efek peningkatan suasana hati, yang bisa menjadi pengganti kafein untuk meningkatkan fokus.
3. Matcha tanpa kafein
Matcha, teh hijau bubuk yang kaya antioksidan, umumnya mengandung kafein. Namun, saat ini banyak produsen menyediakan matcha versi tanpa kafein.Â
Meski lebih lembut dalam memberikan energi, kandungan L-theanine dalam matcha tetap membantu meningkatkan konsentrasi tanpa menyebabkan kecemasan atau gelisah seperti kopi biasa.Â
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Nutritional Neuroscience, L-theanine memiliki efek menenangkan tanpa menyebabkan kantuk, menjadikannya pilihan yang baik untuk mereka yang butuh fokus sepanjang hari.
4. Chicory coffee
Kopi chicory adalah minuman tanpa kafein yang berasal dari akar tanaman chicory yang dipanggang dan diseduh seperti kopi.Â
Meski rasanya mirip dengan kopi, chicory tidak mengandung kafein, sehingga cocok untuk pecinta kopi yang ingin mengurangi konsumsi kafein namun tetap menikmati pengalaman minum kopi.Â
Penelitian yang diterbitkan di International Journal of Food Sciences and Nutrition menemukan bahwa chicory kaya akan inulin, prebiotik yang membantu kesehatan pencernaan.
Efektifkah minuman ini sebagai pengganti kopi?
Bagi banyak orang, transisi dari kopi ke minuman tanpa kafein terasa sulit karena tubuh mereka terbiasa dengan efek kafein.Â
Namun, alternatif seperti matcha tanpa kafein dan teh herbal dapat memberikan efek menenangkan dan meningkatkan fokus tanpa lonjakan energi yang ekstrem diikuti oleh "crash."
Menurut Dr. Emma Foster dari University of London,Â
"Alternatif kopi tanpa kafein mungkin tidak memberikan lonjakan energi instan yang sama, tetapi efek jangka panjangnya lebih stabil, yang justru mendukung produktivitas dalam durasi yang lebih lama."
Hal ini menekankan bahwa minuman tanpa kafein lebih cocok bagi mereka yang ingin fokus dan tetap merasa segar tanpa ketergantungan pada kafein.
Tantangan dalam mengurangi kafein
Meski begitu, ada tantangan dalam mengurangi konsumsi kafein. Efek putus zat bisa cukup menyulitkan, terutama bagi mereka yang terbiasa dengan beberapa cangkir kopi per hari.Â
Gejala seperti kelelahan, sakit kepala, hingga mood yang buruk dapat muncul di minggu-minggu awal transisi.
Namun, banyak pakar kesehatan merekomendasikan pengurangan kafein secara bertahap, serta mengganti satu cangkir kopi per hari dengan alternatif bebas kafein untuk meminimalkan gejala-gejala ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H