3. Tawar-menawar (Bargaining): Pada tahap ini, individu mungkin mulai melakukan tawar-menawar, misalnya berharap bahwa jika mereka melakukan sesuatu dengan cara tertentu, mereka bisa membalikkan situasi atau mencegah kesedihan tersebut. Jika kesedihan berlanjut tanpa penanganan, fase tawar-menawar ini bisa berlarut-larut, membuat seseorang terus-menerus terjebak dalam harapan yang tidak realistis.
4. Depresi: Tahap ini adalah di mana perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan mendalam mulai muncul. Depresi dalam konteks Kübler-Ross adalah fase yang sangat kritis dan sering terjadi ketika seseorang mulai menyadari sepenuhnya dampak dari kehilangan mereka. Jika kesedihan tidak diatasi, depresi ini dapat menjadi lebih mendalam dan berkembang menjadi kondisi mental yang serius, seperti depresi klinis.
5. Penerimaan (Acceptance): Akhirnya, seseorang mungkin mencapai tahap penerimaan, di mana mereka mulai memahami dan menerima kenyataan dari situasi mereka. Ini tidak berarti bahwa mereka "baik-baik saja" dengan apa yang terjadi, tetapi mereka telah mencapai titik di mana mereka bisa hidup dengan kenyataan tersebut. Namun, jika kesedihan tidak ditangani dengan baik, seseorang mungkin kesulitan mencapai tahap ini, membuat mereka terus berada di fase-fase sebelumnya yang lebih menyakitkan.
Kritik dan Pengembangan Lebih Lanjut
Model lima tahap duka ini sangat berpengaruh dan telah digunakan secara luas dalam berbagai konteks. Namun, ada kritik terhadap model ini, terutama terkait dengan anggapan bahwa semua orang harus melalui tahap-tahap ini dalam urutan tertentu. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa duka adalah proses yang sangat individual dan tidak selalu linier; beberapa orang mungkin tidak mengalami semua tahap ini, atau mereka mungkin mengalami tahap-tahap ini dalam urutan yang berbeda.
Kübler-Ross sendiri mengakui bahwa modelnya hanyalah salah satu cara untuk memahami duka dan bahwa pengalaman setiap orang bisa sangat bervariasi. Model ini lebih merupakan kerangka kerja untuk membantu memahami reaksi umum terhadap kehilangan daripada aturan yang ketat.
Efek Sedih Berkepanjangan
Jika kesedihan tidak segera ditangani, individu dapat terjebak dalam salah satu dari tahap-tahap ini atau mengalami kesulitan bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya. Ini dapat menyebabkan kesedihan berkepanjangan dan mengarah ke berbagai masalah. Mengenali dan memahami tahapan-tahapan ini dapat membantu individu mengatasi kesedihan dengan lebih efektif dan mencari bantuan jika diperlukan.
Kesedihan yang tidak segera ditangani atau diatasi dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Berikut adalah beberapa efek yang mungkin terjadi:
1. Depresi:Â Kesedihan yang berlarut-larut dapat berkembang menjadi depresi klinis. Depresi adalah kondisi serius yang bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan membutuhkan penanganan medis.
2. Gangguan Kecemasan: Kesedihan yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kecemasan, di mana seseorang merasa cemas atau khawatir secara berlebihan tanpa alasan yang jelas.