"Iih kamu lucu banget deh," Tante Dini mengomentari sepupuku yang mengenakan gaun hijau selutut dengan hiasan rambut lucu penuh warna-warni.
"Bajunya lucu banget sih, jadi gemes liatnya." Tante-tante lain pun ikut berkomentar saat melihat anak tujuh tahun yang putih berpipi "chubby" mengenakan celana pendek dan baju atasan berkarakter tanpa lengan. Cantik!
Aku memperhatikan lama dengan tatapan penuh rasa suka cita. Aku juga suka, kok! Melihat mereka berpakaian seperti itu.Â
"Kakak, kamu iri ya sama Dania?" tanya Mama padaku, barangkali aku kepergok oleh Mama sedari tadi melihat saudaraku yang 'seumuran', berlarian ke sana kemari dengan baju dan gaun warna-warni.Â
Aku pun hanya membalas dengan gelengan dan senyuman manja pada Mama. Sikap yang kutunjukan, bahwa aku baik-baik saja.
"Maryam, sini kita main yuk!" ajak Dania padaku.Â
"Ma, aku main ya, sama Dania, boleh?" tanyaku pada Mama.Â
"Boleh dong sayang, hati-hati ya, jangan lari-lari yang bisa bikin bahaya orang sekitar," titah Mama padaku.Â
Aku pun mengangguk, dan menggandeng Dania dengan setengah berlari menuju keluar gedung, ada lapangan dekat panggung hiburan.Â
"Mar, kita main petak umpet yuk, ajak Tisya juga. Tuh dia lagi disana." Dania menunjuk ke arah dekat pelaminan.Â
"Hayuk, tapi jangan jauh-jauh ya, nanti Mama kita nyariin." Bujukku pada Dania.Â
