****
Sementara di Seoul, Â Ara baru pulang dari . Dia menyapa ibunya, masuk ke kamar untuk membersihkan diri kemudian tidur. Namun, saat akan memejamkan mata, lampu kamar tiba-tiba padam lalu menyala kembali, gorden di kamar tertiup angin disusul bau yang sangat busuk. Gadis berkulit bersih tersebut makin ketakutan ketika tengkuknya diraba oleh sesuatu yang dingin.
Tubuh Ara berkeringat dingin dan gemetar karena di hadapannya muncul sosok perempuan berambut panjang, berwajah rata, dan mata merah menyala. Dia berusaha untuk teriak, tetapi suaranya tidak kunjung keluar, seperti ada yang mengganjal di tenggorokan. Pada pagi hari, dia ditemukan sudah dalam kondisi berantakan, Ara mengalami trauma hebat, selalu berteriak tidak jelas.
****
Tiga hari setelah ritual pemanggilan arwah, Hwan mengajak Soyun dan Hea ke Seoul.
"Mudang memberitahuku kalau Ara dan kedua temannya sudah gi-la. Kita disuruh untuk melihatnya secara langsung." Hwan berkata sambil tersenyum penuh seringai.
Mereka pun pergi ke Seoul menggunakan bus antar kota. Selama perjalanan, Hea sering memergoki Hwan tersenyum sendiri.
"Soyun, kamu tahu kenapa Hwan jadi aneh seperti itu?"
"Entahlah, tapi aku juga khawatir melihat keadaannya."
Sesampai di Seoul, Hea mengajak kedua sahabatnya ke  sekolah dan asrama. Namun, suasana sudah sepi karena sebagian siswa pulang untuk menikmati liburan musim dingin. Mereka menyelinap masuk tanpa meminta izin kepada penjaga sekolah untuk menuju loteng. Hea menunjukkan tempat penyik-saannya kepada Soyun dan Hwan.
Tidak lama kemudian, Hea bertemu teman lamanya.