'Maafin Ayah dan Ibu, Nak. Kami bukan orang tua yang baik untukmu. Maafin Ibu sudah melahirkan kamu ke dunia ini. Ibu selalu berdoa semoga kamu jadi anak yang kuat dan sehat. Serta menjadi anak yang selalu bahagia. Ibu sangat mencintai kamu. Tolong jangan benci kami. Walaupun kata maaf tak pantas kami terima darimu. Tapi bagi Ibu, kamu adalah cahaya hidup di dunianya Ibu yang tak akan pernah tergantikan oleh apa pun juga.'
----------------------------------------------------------------
Diary berwarna merah kini menjadi satu-satunya warisan yang Danish punya yang diberikan oleh kakek dan neneknya saat usia Danish menginjak sepuluh tahun. Sebagai penawar rindu agar dibacanya. Kini Danish sudah beranjak remaja, walaupun hidup dengan penyakit hasil dari darah orang tuanya. Namun, bisa dipastikan Danish bukan seorang pe/ma/kai.
Danish selalu didampingi kakek dan neneknya yang tak pernah putus asa selama ini menemani memberikan terapi antiretroviral, juga mengkonsumsi obat-obatan herbal demi kelamgsungan hidup Dito melawan virus dalam dirinya, karena Danish bertekad kuat ingin tetap sehat dari virus yang bersarang di tubuhnya semenjak dilahirkan dan akan hidup bahagia sesuai permintaan ibunya.
***Wassalam***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H