Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kearifan Lokal Sang Penjaga Air Pulau Enggano

11 September 2019   16:46 Diperbarui: 22 September 2019   22:55 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KM Pulau Tello satu-satunya kapal ferry yang melayani penyebrangan ke Pulau Enggano | dokpri

Dalam penelusuran ini saya merasakan gua ini ibarat sebuat urat nadi. Darah dalam nadi adalah air bersih, jernih, dan mengalir dengan deras. Begitu derasnya kadang saya harus berpegangan daripada terseret arus dan terbawa entah kemana. Saya kagum, betapa di atas sana sangatlah tandus, tetapi di dalam sini melimpah dengan air bersihnya.

"Sebagai kadus yang daerahnya di hulu saya merasa bertanggung jawab atas air yang ada di dalam gua ini. Bayangkan jika air di sini bermasalah, maka orang satu pulau bisa sengsara. Tugas berat saya emban untuk menjaga gua ini agar bagaimana caranya tetap aman, karena sebagian nyawa orang Enggano ada di sini" kata pak Aji saat menuju pintu keluar.

Mulut Gua Dopaan yang menjadi sumber air bersi warga Enggano | dokpri
Mulut Gua Dopaan yang menjadi sumber air bersi warga Enggano | dokpri
Di pintu keluar saya melihat bendungan besar lalu ada pipa HDPE menyalurkan sebagian air dari dalam mulut gua. Distribusi air ini sekitar 6 km sebelum sampai di bak penampungan. 

Dalam satu menit, debit air disini bisa mencapai 2000 liter. Gua ini tidak pernah mengenal musim kering dan terus mengeluarkan air bersihnya. Saya hanya berguman, "Tuhan menciptakan kehidupan pasti akan memberikan sumber kehidupan dan memilih orang-orang kepercayaanNya untuk menjaga sumber tersebut".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun