Denah gua yang kami buat nantinya bisa menjadi acuan jika suatu saat gua ini hendak diekplorasi, baik untuk pendidikan atau wisata. Denah gua memuat bentuk dimensi bagi ukuran lorong, bentuk lorong, ornamen gua, dan stratifikasi batuannya. Bukan perkara mudah untuk memetakan gua, karen harus ditunjang dengan kemampuan menghitung dan mengintrepetasikan bentuk gua.
Untuk memetakan gua diperlukan alat bantu ukur, bisa menggunakan mistar atau yang paling modern adalah laser pengukur. Yang kedua adalah dibutuhkan patokan orang atau benda sebagai titik penjuru. Yang perlu diperhatikan selain panjang dan lebar gua adalah arah gua dan kemiringan gua. Diperlukan kompas sebagai penunjuk arah dan klinometer untuk menghitung sudut kemiringan lorong gua.

Kembali memandangi kegelapan total sesekali harus pindah ke sudut-sudut lorong. Kepulan asap rokok Pak Irawan yang mampu mengusir serangga-serangga kecil yang berterbangan namun membuat udara cukup pengap untuk lorong yang sempit. Saya hanya mengumpat "Ciu Pek Tong  rokoknya nanti di luar".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI