Lampu di terus rumah masih nampak berkedip-kedip, dan itu terjadi di seluruh rumah. Kebetulan pagi ini saya bertemu dengan Pak Rusli. Dia mengajak saya menuju sumber bekedip-kedipnya lampu tersebut di bendungan sungai Limun.
Kami berjalan di semak-semak mengikuti jalan setapak. "hati-hati, banyak pacet di sini" kata Pak Rusli. Sepinta saya melihat kaki saya belum ada benda bulat hitam yang menempel-saya kira masih aman. 5 menit kami berjajalan, sampailah kami di sebuah dam atau bendungan.
Dalam KBBI, napal adalah tanah liat merah yang dapat dimakan (ampo), ada juga yang mendefinisikan sebagai batuan yang terdiri atas lempung dan kalium karbobnat/kapur.
Di bendungan kami menyeberang untuk menuju sebuha gardu yang merupakan rumah listrik. Di dalam gardu nampak sebuah turbin yang digerakan air kemudian akan menggerakan generator lalu ada pengatur arus listrik. Dari generator ini mampu memberikan aliran listrik 1 dusun yang terdiri dari 109 rumah.
Akhir perjalanan, benar saja kaki saya ada lintah yang menempel dan sudah tambun. Sembari berjalan saya bertanya pada Pak Rusli, "setiap bulan warga mendapat retribusi berapa pak untuk membayar listri..?". "Gratis" jawabnya.