Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menguak Azam Pulau Biawak

22 Agustus 2017   13:36 Diperbarui: 25 Agustus 2017   17:50 5572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dermaga pulau biawak terlihat jelas dari puncak mercusuar (dok.pri).

Kami akan mendata karang-karang yang rusak, karang yang masih baik, total tutupan terumbu karang serta ikan-ikan yang hilir mudik. 50 menit kami menenggelamkan diri untuk sesaat mencari tahu apa yang terjadi dengan kondisi terumbu karang di sini.

Biawak yang nakal dan ikut berinteraksi dengan pengunjung (dok.pri).
Biawak yang nakal dan ikut berinteraksi dengan pengunjung (dok.pri).
Sesampai di permukaan kami kembali ke darat untuk mendiskusikan tentang kondisi dunia bawah laut sembari menunggu Surface Interval (masa istirahat paska penyelaman). Sedang enak-enaknya menikmati seduhanhoney tea, kembali Biawak ikut bergabung dalam pesta siang itu. Ikan tengiri yang belum selesai dimakan tanpa sempat dihalaui sudah diambil duluan oleh biawak lapar ini, ada yang gigit jari ikannya hilang.

Kembali tambatan perahu dilepas saat arloji mununjukan pukul 16.00. Kami mengarah ke sisi timur untuk melihat kondisi terumbu karangnya. Kami terpaksa mengurungkan niat, begitu sampai di sisi timur karena gelombang cukup besar dan tidak memungkinkan untuk menyelam dengan alasan keselamatan. Kami memutar haluan menuju sisi selatan dan kondisi gelombang yang juga besar. Kami memutuskan ke sisi barat untuk mencari kondisi yang aman untuk penyelaman.

Soft coral pulau biawak (dok.pri).
Soft coral pulau biawak (dok.pri).
Kembali saya menenggelamkan diri untuk mengulur rol meter di kedalaman 6 m. Kondisi terumbukarang di lokasi ke dua tidak berbeda jauh dengan kondisi karang pada lokasi pertama penyelaman. 

Saya meluncur sendirian, untuk membuat garis transek. Sebenarnya tindakan saya tidak diperbolehkan dalam penyelaman karena harus ber-buddy/berpasangan. Pada saat itu, kebetulan buddy saya tumbang gegara mabuk laut dan tidak memungkinkan menyelam.

Dalam keheningan bawah laut saya menikmati karang-karang rusak, meskipun beberapa titik ada juga yang bagus. Hampir semua tipe karang adalah karang massif, yakni karang yang merekat kuat seperti karang otak. 

Ada juga karang yang bercabang seperti Acropora, sedangkan karang lunak tidak begitu banyak. Kondisi jenis karang ini dikarenakan kondosi perairan yang selalu terhempas oleh ombak.

Akhir penyelaman ini disambut oleh golden sunset yang cantik saat senja tiba. Perlahan kami menuju dermaga sembari dituntun oleh mercusuar yang sudah dinyakalan oleh Pak Sakari. 

Malam ini kami menginap di Pulau Biawak dan berharap biawak-biawak itu tidak ikut tidur disamping kami. Malam pun tiba, dan kekatiran kami pun terjadi, hujan turun lebat, petir menyembar, dan biawak tidur ditempatnya masing-masing.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun