Kami akan mendata karang-karang yang rusak, karang yang masih baik, total tutupan terumbu karang serta ikan-ikan yang hilir mudik. 50 menit kami menenggelamkan diri untuk sesaat mencari tahu apa yang terjadi dengan kondisi terumbu karang di sini.
Kembali tambatan perahu dilepas saat arloji mununjukan pukul 16.00. Kami mengarah ke sisi timur untuk melihat kondisi terumbu karangnya. Kami terpaksa mengurungkan niat, begitu sampai di sisi timur karena gelombang cukup besar dan tidak memungkinkan untuk menyelam dengan alasan keselamatan. Kami memutar haluan menuju sisi selatan dan kondisi gelombang yang juga besar. Kami memutuskan ke sisi barat untuk mencari kondisi yang aman untuk penyelaman.
Saya meluncur sendirian, untuk membuat garis transek. Sebenarnya tindakan saya tidak diperbolehkan dalam penyelaman karena harus ber-buddy/berpasangan. Pada saat itu, kebetulan buddy saya tumbang gegara mabuk laut dan tidak memungkinkan menyelam.
Dalam keheningan bawah laut saya menikmati karang-karang rusak, meskipun beberapa titik ada juga yang bagus. Hampir semua tipe karang adalah karang massif, yakni karang yang merekat kuat seperti karang otak.Â
Ada juga karang yang bercabang seperti Acropora, sedangkan karang lunak tidak begitu banyak. Kondisi jenis karang ini dikarenakan kondosi perairan yang selalu terhempas oleh ombak.
Akhir penyelaman ini disambut oleh golden sunset yang cantik saat senja tiba. Perlahan kami menuju dermaga sembari dituntun oleh mercusuar yang sudah dinyakalan oleh Pak Sakari.Â
Malam ini kami menginap di Pulau Biawak dan berharap biawak-biawak itu tidak ikut tidur disamping kami. Malam pun tiba, dan kekatiran kami pun terjadi, hujan turun lebat, petir menyembar, dan biawak tidur ditempatnya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H