Mohon tunggu...
J Wicaksono
J Wicaksono Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Saya suka menulis dan membaca berbagai artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Komparatif Kekuatan Pertahanan Matra Laut dalam Menghadapi Ancaman Kedaulatan di Sekitar Laut Natuna Utara

31 Mei 2024   19:12 Diperbarui: 31 Mei 2024   19:46 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Olahan dari Global Fire Power (2024)

Amerika atas dasar ECDA mulai menempatkan kembali kekuatan militernya di di Filipina, antara lain di; Pangkalan Udara Benito Ebuen di Cebu, Pangkalan Udara Lumbia di Cagayan De Oro, Pangkalan Militer Fort Magsaysay di Nueva Ecija, Pangkalan Udara Cesar Basa di Pampanga, dan Pangkalan Udara Antonio Bautista di Palawan.[18] 

Dan Amerika sendiri memiliki sekutu kuat yang tengah membangun kekuatan di Selatan wilayah ini, tepatnya Australia. Bagi Australia, LCS sangat penting sebagai pintu perdagangan negeri mereka, dan untuk itu sikap Australia terhadap kebebasan bernavigasi sama dengan Amerika.[19] Hal yang cukup melegakan ditengah situasi ini, selain Tiongkok, tidak ada negara lain yang mencoba melakukan klaim atas ZEEI Indonesia selain Vietnam akibat belum dicapai kesepakatan batas wilayah antara pemerintah Indonesia dan Vietnam.

Melihat kondisi umum ini, peneliti mencoba membandingkan kekuatan pertahanan matra laut Indonesia (TNI AL didukung TNI AU) dengan negara-negara yang memiliki kepentingan besar di sekitar Laut Natuna Utara/LCS sebagai berikut:

Tabel 1. Data Kekuatan Pertahanan (Khusus Perairan) Antar Negara Yang Memiliki Kepentingan di Sekitar Laut Natuna Utara

Sumber : Olahan dari Global Fire Power (2024)
Sumber : Olahan dari Global Fire Power (2024)

            Dari data yang disarikan peneliti (Berpatok pada Global Fire Power -- GFP 2024), dapat diambil poin penting bagi Indonesia antara lain:

  • Kekuatan pertahanan matra laut didukung udara Indonesia tertinggi dibandingkan negara-negara yang berasal dari kawasan Asia Tenggara.
  • Kekuatan pertahanan matra laut didukung udara Indonesia tertinggi dibandingkan Tiongkok dan Amerika tidak berimbang.
  • Kekuatan pertahanan matra laut didukung udara Indonesia tertinggi dibandingkan Australia cukup berimbang.

Disamping data diatas yang perlu menjadi perhatian:

  • Tiongkok yang membangun pangkalan aju di beberapa pulau pada LCS, serta upaya nyata menggunakan kekuatan negara untuk menegakkan klaim kewilayahan meski ditentang dunia internasional.
  • Perkuatan kekuatan pertahanan Filipina dari Amerika dan Australia.
  • Prinsip kebebasan bernavigasi yang ditetapkan banyak negara, utamanya Amerika dan Australia.

Atas hal-hal dimaksud dapat kita lihat betapa kekuatan pertahanan Indonesia untuk menghadapi ancaman kedaulatan belum cukup memiliki kemampuan menghadapinya. Untuk itu diperlukan sebuah langkah konkrit strategis yang harus dilakukan pemerintah Indonesia menghadapinya (dalam jangka pendek) diiringi program jangka panjang untuk menambah kekuatan melalui penambahan jumlah dan modernisasi kemampuan alat pertahanan yang dimiliki.

Pergeseran Markas Komando Armada -- Koarmada I TNI AL ke Pulau Bintan pada tanggal 5 Desember 2022 merupakan salah satu langkah strategis taktis yang dilakukan pemerintah untuk mendekatkan kekuatan matra laut pada area rawan konflik.[20] Selain itu, satuan operasional di jajaran Koarmada I pun turut bergeser seperti Gugus Keamanan Laut I (Guskamla I) dipindah ke Sabang, Aceh dan Gugus Tempur Laut I (Guspurla I) ke Ranai, Pulau Natuna -- tepat di sisi barat daya area yang selama ini memiliki kerawanan tinggi di Laut Natuna Utara. 

Pulau Natuna sebagai pulau dengan kemampuan pendukung memadai terdekat area rawan diperkuat juga dengan kehadiran Batalyon Komposit 1/Gardapati merupakan satuan multi korps pertama di lingkungan TNI AD pada tingkatan Batalyon. Dalam batalyon kompoasit ini tergabung 2 kompi Infanteri, 1 kompi Zeni Tempur, 1 baterai Arteleri Pertahanan Udara (Arhanud), 1 Baterai Arteleri Medan (Armed) Roket dan 1 kompi markas. Pasukan infanteri yang bergabung bukanlah dari satuan infanteri biasa melainkan dari satuan Raider bagian pasukan elite TNI AD sehingga mereka memiliki kemampuan individu lebih baik dari prajurit Infanteri pada umumnya.[21]

Untuk perkuatan matra udara saat ini berpangkalan di Lapangan Udara (Lanud) Raden Sadjad -- Ranai bermarkas Skadron Udara 52 TNI AU. Skadron ini mengadopsi pemanfaatan teknologi militer terkini dengan kekuatan utama pesawat-pesawat udara nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) berjenis CH (Chang Hong) 4-Rainbow. CH-4 sendiri masuk dalam kualifikasi MALE (Medium Altitude Long Endurance) dan merupakan drone kombatan -- Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV).[22]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun