"Dan, besar kemungkinan mereka akan meneruskan aksi sampai Karawang".
"Siap".
"Siang ini, geser pasukan anda menuju Rengas Dengklok. Perkuat kedudukan Kapten Hasibuan (Kapten Hasibuan adalah pimpinan Batalyon 1 Pangkalan II TKR Laut Karawang yang berkedudukan di Rengas Dengklok)!"
Rengas Dengklok, adalah wilayah sisi barat Karawang yang berbatas langsung dengan Bekasi. Hari itu Rengas Dengklok menjadi Garis Depan pertahanan Republik, apabila Bekasi di lumpuhkan oleh Pasukan Sekutu.
"Tahan pasukan Belanda agar tidak masuk Karawang."
"Siap."
"Ini sesuai dengan Perintah kawat dari Markas Besar Yogyakarta. Kota Karawang tidak boleh jatuh ke tangan Sekutu!"
"Siap!" mendapat perintah untuk terjun ke medan tempur, sebagai seorang mantan prajurit profesional Kerajaan Belanda, jiwa keprajuritan Prapto segera menggelegak. Dalam waktu singkat Prapto mengumpulkan pasukannya. Sebelumnya, Prapto pernah sekali datang ke posisi batalyon pimpinan Kapten Hasibuan. Prapto melihat ada benteng alami disana, Sungai Citarum.
Sesaat angannya kembali pada Sungai Rein. Sungai yang memiliki makna mendalam dan sangat bersejarah dalam hidupnya.
-
Sementara Prapto menyiapkan pasukan. Letkol Djuned segera melakukan perkuatan di pangkalan. Batalyon 2 dan 3 diperintahkan untuk bergeser ke dalam Kota Karawang, disekitar pangkalan. Sementara Batalyon 4 diperintahkan membuat perkubuan di sekitar Cikampek yang merupakan titik akses penting lain menuju Timur Pulau Jawa dan Selatan mengantisipasi serangan dari arah Bandung. Setidaknya jalur menuju arah Timur tidak terputus, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan (Karawang jatuh).