"Bapak gimana sih, Kak Badai sekarang sedang fokus dengan kampanye politiknya, buat pemilu nanti Bulan Juni. Dia tangan kanannya Pak Sudjarwo lo Pak."
"Bah, yang pimpin partai itu? Orang kuat itu kata orang, baguslah. Moga kau masuk nak."
"Terimakasih om."
"Eh Ross, ayo kita kita cari tempat makan. Sudah kosong lambung kanan ayah ni, masak di atas tadi Bapak kau ini Cuma dikasih jatah roti sama minuman ringan. Mana cukup, paling baru sepertiga dia terisi,"
"Iya pak," berbunga hati Rossa, melihat pertemuan pertama yang nampaknya cukup lancar. Sudah menjadi watak etnis yang satu ini, untuk tidak menutupi kesuka atau ketidak suka kepada orang lain. Setidaknya dalam benak Rossa, ayah sedang senang ni.
-
Begitulah perkenalan pertama mereka. Hari itu pun berlalu dengan lancar. Begitu juga hari-hari selanjutnya. Badai, ditengah kesibukkannya, berusaha keras mengambil hati kedua orang tua Rossa. (BERSAMBUNG)
Naskah ini pernah mengikuti lomba karya tulis Kemendikbud pada tahun 2010 dengan J Wicaksono selaku pengarangnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H