"Gimana prend? Selamat, rencana kamu?"
"Alhamdulillah saudaraku. Kita bisa lulus, sementara aku mungkin akan mencoba cari lowongan kerja. Kamu Dai? Fokus dengan partai?"
"Yup, sepertinya begitu. Iya tidak sayank?" kerling Badai kepada Rossa yang mendampingi Badai saat wisuda .
"Aku sih ikut aja Kak, oh iya Kak Bara selamat ya? Ngomong-omong mana PW (Pendamping Wisuda) nya nih?"
"Hahaha, ada mana dia ya? Nah itu, lagi sibuk foto-foto. Gar, Togar!" seru Bara, seraya menunjuk Togar yang sibuk dengan kegiatannya, ambil foto kanan-kiri untuk koleksi pribadi.
"Oala Bara, Bara. Masak PW-nya si Togar," ucap Badai.
"Ga papa kawan, Togar sip kok. Bisa diandalkan. Ini jas, serta kelengkapan wisuda, semua dia yang upayakan."
"Nah, nah selamat. Selamat, buat saudara-saudaraku. Kalian duluan ni. Hati-hati kau Badai. Gadis kau ini belum lagi siap kuliah (Pacarmu belum selesai kuliah). Banyak pejantan yang siap menggantikan posisi kau jika tak sering kau tengok ke kampus!" Togar, tetap dengan keceriaannya bergabung dengan kedua sahabatnya di taman kampus.
"Ah Kak Togar bisa aja," sahut Rossa.
"Bah, masih aja kau panggil aku ini kakak, macam mana, kita ini orang Medan dik. Panggilah abang. Termasuk Badai ini. Harusnya sudah waktunya kau panggil dia abang? Nah, nah, bagaimana Dai?"
"Ah terserah dia saja, yang penting aku yang punya dia,"