"Kalau menurutmu gimana Dai?" Bara berkonsultasi dengan Badai
"Kalau aku sih mending di BUMN, inget idealisme kita dulu. Kita kan bertekad merubah bangsa ini. Bangsa besar tapi carut-marut."
"kalau itu dasarnya benar katamu Dai".
"Memang jauh selisih gajinya?" tanya Badai.
"Kalau itu pertanyaannya sih jawabannya iya, ditambah di perusahaan konsultan aku langsung diangkat jadi pegawai tetap".
"Hmmm, sulit juga ya. Coba tanya orang tuamu Ra", saran Badai.
"Aku terfikir ke arah sana juga Dai. Baiklah, nanti malam aku pulang dulu ke kampung", jawab Bara.
Akhirnya Bara pun memutuskan pulang ke desa sejenak. Selain untuk memikirkan lebih lanjut pilihan mana yang akan diambil, juga untuk meminta pendapat kedua orangtuanya.
-
Berada di lereng Gunung Lawu, Desa Tentrem Rahardjo (Tentram dan Sejahtera) adalah sebuah desa kecil yang asri, Â sebuah anak sungai pegungan jernih yang berasal dari mata air yang keluar dari salah satu lereng Gunung Lawu membelah desa ini lengkap dengan air terjun di hulu desa membentuk kolam tempat Bara kecil dulu kerap berenang bersama teman-temannya. Air terjun ini kerap menjadi tempat persinggahan para petualang, pendaki gunung. Secara administratif, desa ini di bawah Kabupaten Sragen, sebuah kabupaten dilingkungan propinsi Jawa Tengah.
Begitu turun dari Kereta Ekonomi yang memiliki tujuan akhir Kota Surabaya di Stasiun Sragen, kedamaian serta kesejukkan langsung mendera Bara. Kebetulan saat itu waktu menunjuk pukul 2 dini hari. Dengan suhu malam hari menembus 11 derajat (Celcius), tidak bisa tidak, Bara pun merapatkan kaitan jaketnya.