Mohon tunggu...
dharma simatupang
dharma simatupang Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika SMK N 2 Pematangsiantar

^^Anugrah Ilahi membuat ku membumi^^

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kolaborasi Tekan Prevalensi Remaja Merokok untuk Generasi Emas 2045

12 Oktober 2021   22:15 Diperbarui: 12 Oktober 2021   22:19 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prevalensi Remaja Merokok

Sudah genap satu bulan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di Kota Pematangsiantar  untuk sekolah tingkat SMA /SMK. Semua warga sekolah beradaptasi budaya baru untuk tetap ketat mematuhi protokol kesehatan covid-19. Kembali ke sekolah pun menjadi rutinitas setiap hari. Pergi dan pulang sekolah menjadi pemandangan biasa lagi. Ada siswa/i yang naik angkutan umum, naik sepeda motor atau dengan berjalan kaki bagi yang berdomisili dekat sekolah.

Hari ini kembali lagi saya menemukan pemandangan di setiap persimpangan penantian angkutan umum beberapa siswa dengan santainya mengisap rokoknya.  Sambil menanti angkutan umum yang akan membawanya ke sekolah. Pastinya rokoknya akan tetap di isapnya di dalam angkutan kota tanpa merasa peduli dengan sekitarnya. 

Saya menyadari ternyata tidak ada yang berubah dengan wajah kota ini. Sama halnya dengan perangai masyarakatnya yang masih selalu setia dengan rokoknya. Bahkan terlihat semakin parah saja. Yang merokok ( orang dewasa maupun remaja ) cuek saja, di sambut warga masyarakat yang melihatnya pun acuh saja tidak ambil pusing. 

Apakah hal ini menjadi hal yang harus dimaklumi, sebagai perilaku atau gaya hidup perkotaan ? Yang pasti saya pernah punya pengalaman yang tidak mengenakkan saat menegur anak remaja tetangga yang kepergok membeli 2 batang rokok di warung saat akan berangkat sekolah. Saat saya konfirmasikan dengan orang tuanya, ternyata respon mereka di luar dugaan saya. Mereka bukannya berterima kasih saat saya peduli, malahan memberikan argumen yang menyakitkan hati. " Urusin saja urusan Anda, biar kami yang mengurus moral anak kami ".

Inilah yang namanya degradasi moral zaman sekarang. Sehingga mata rantai keluarga perokok sukar dihentikan.  Siklus orang tua perokok - anaknya pun perokok -  cucu dan cicitnya ikut merokok. 

Remaja perokok kebanyakan karena pengaruh lingkungan, entah itu teman atau keluarganya. Remaja mudah sekali terpengaruh oleh sesuatu yang baru, unik dan menarik. Remaja cenderung berpikir irasional. 

Banyak remaja yang malu jika bukan perokok. Rokok menjadi sarana pergaulan. Dengan merokok akan diterima dalam pergaulan.   " Ayam berkokok di atas genteng, yang tidak merokok tak ganteng ".   Ini adalah pantun sesat yang pernah saya dengar dari remaja. Manalah ada korelasi rokok dengan ganteng. Sesungguhnya ini lebih kepada jaga image dan harga diri. Remaja akan  merasa hebat dan jantan jika sudah merokok. 

Akhirnya remaja yang berpikir irasional ini pun menjadi target pemasaran rokok. Produsen rokok menyatakan, remaja adalah target potensial pembeli rokok di masa depan. Dengan segmen pasar yang terbuka dan luas. Karena remaja selalu mengikuti trend mode, termasuk rokok, ada kecenderungan remaja akan loyal pada merek rokok  pertama kali yang di isapnya. 

Produsen rokok pun gencar menawarkan iklan yang masif di masyarakat, sehingga kasus remaja merokok pun tetap tinggi. Di samping itu tak dapat dipungkiri selain karena akses rokok yang mudah, juga harganya murah dan bisa dibeli batangan menjadi penyebabnya juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun