Apakah Cinta Itu Cukup?
Buat mencari "the one", cinta itu nggak cukup! Kalo kamu jawab sebaliknya, mungkin kamu kebanyakan dengerin lagu mellow yang bilang kalo cinta adalah solusi dari semua masalah dan cinta itu buta. Berikut ini contoh kasus bahwa cinta itu nggak cukup. Sebagian cerita fiktif, sebagian true story diganti namanya.
Diajak kawin hari itu juga, mana mungkin Munawaroh nolak, namanya juga fans berat. Abis kawin, pasangan itu saling post lah di instagram facebook dan segala macam sosmed.Â
Terus dia masuk infotainment, judul gosipnya "Munawaroh goes international", yang bacain beritanya Dave Hendrik dengan ganjennya, dan berita itu bikin cemburu cewek-cewek penggemar drama korea se-Indonesia raya. Kalah deh rasa bahagianya peraih medali emas Asian Games. Eh abis kawin, barulah tau kalo si korea demen mukul & nampar cewek. Ujung-ujungnya mereka cerai.
Meskipun gitu, Markus kurang tertarik ikut campur dalam merencanakan nikahan. Markus sempat juga mendadak minta ganti tanggal lamaran, dua hari sebelumnya, soalnya baru janjian naik gunung sama teman-temannya.Â
Gak ada uang yang terlanjur terbuang sia-sia dari acara lamaran, tapi orang tua Sisca makin "raise concerns" sama Markus. Orang tua Sisca sebenarnya kurang setuju jauh sebelumnya karena hal semacam ini sudah beberapa kali terjadi selama mereka pacaran. Tapi Sisca yakin kalau cinta adalah solusi dari semua masalah.
Terbukti, perkawinan mereka bahagia, Sisca membuktikan ke ortunya kalau perkawinan mereka nggak kayak yang ditakutkan. Setahun berlalu, Markus masih pengangguran.Â
Selama jam kantornya Sisca, Markus biasanya nyampah dan bikin berantakan rumah. Dia marah kalau Sisca gak masak makan malam. Kalau Sisca komplain, Markus bilang "kamu ini manja dan sombong ya". Dan Markus masih sering meninggalkan acara yang sudah mereka berdua sepakati untuk datang, demi naik gunung sama temen-temennya. Saat ini rumah tangga mereka di ujung tanduk. Dan Sisca nggak mau cerita ke ortu, daripada nanti dibilang "Tuh kan.."