Mohon tunggu...
Dhani Apriandi
Dhani Apriandi Mohon Tunggu... Notaris - Seorang Notaris

Bukan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Menghadapi Risiko Kehidupan

29 Juli 2021   13:37 Diperbarui: 1 Agustus 2021   15:14 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, risiko yang ada dapat kita alihkan kepada perusahaan tersebut. Namun, khusus pilihan yang satu ini, menuntut kita untuk mengeluarkan extra cost sebagai konsekuensinya.

Pilihan terakhir adalah menerima risiko berikut dengan segala dampaknya. Pilihan ini memaksa kita untuk mau tidak mau harus menanggung beban yang relatif berat. Beban ini harus ditanggung jika penyebab munculnya risiko itu sendiri karena kelalaian atau kesalahan kita dalam bertindak.

Lazimnya, pilihan ini dapat menjadi pilihan terakhir ketika kita tidak lagi memiliki alternatif lainnya.

Salah satu contoh sederhana dari pillihan ini, misalnya, Anda mengambil sehelai dokumen penting secara spontan ketika tangan Anda sedang basah sehingga menyebabkan dokumen itu turut menjadi basah dan rusak.

Dokumen yang rusak adalah akibat yang disebabkan oleh tangan Anda yang basah. Sekalipun Anda bersikeras mengkambing-hitamkan Spontanitas sebagai pelakunya, tetapi faktanya, yang salah tetap Anda.

Kesalahan itu menimbulkan risiko berupa dokumen yang sedemikian penting bagi Anda menjadi rusak, dan dampak dari risiko itu sendiri berupa dokumen itu tidak akan bisa lagi digunakan dengan semestinya, bahkan bisa jadi tidak bisa digunakan sama sekali.

Satu-satunya pilihan ketika kita mengalami hal yang demikian adalah mengikhlaskannya. Dengan mengikhlaskannya, niscaya kita akan memperoleh pelajaran hidup yang sangat berharga tentang betapa pentingnya kehati-hatian dalam kehidupan.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).

Kemampuan Merasionalkan Sesuatu

Untuk lebih menunjang aktivitas pemetaan risiko berikut menangani segala dampaknya dengan baik, maka fisik dan psikis kita harus berada dalam kondisi yang prima. Demikian karena, jika keduanya sedang berada dalam kondisi yang kurang prima, maka potensi diri berupa rasionalitas yang bersemayam dalam pikiran kita tidak akan berfungsi dengan optimal.

Rasionalitas adalah hal yang berpengaruh besar terhadap pemikiran kita dalam menyikapi badai risiko yang melanda kehidupan. Istilah rasionalitas seringkali diidentikkan dengan kemampuan seseorang dalam berpikir jernih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun