Mohon tunggu...
Dhani Apriandi
Dhani Apriandi Mohon Tunggu... Notaris - Seorang Notaris

Bukan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Menghadapi Risiko Kehidupan

29 Juli 2021   13:37 Diperbarui: 1 Agustus 2021   15:14 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Kesehatan. Kesehatan adalah kondisi atau keadaan, baik fisik maupun psikis bebas dari penyakit. Secara singkat, hal ini dapat diartikan sebagai kondisi fisik dan psikis yang berjalan secara normal atau semestinya.

Jika jasmani dan rohani kita dalam kondisi sehat, maka peluang untuk melogikakan sesuatu dengan baik dan benar akan semakin besar. Apalagi, jika dalam kondisi prima, niscaya peluangnya akan menyentuh titik kulminasi.

Kedua, Konsentrasi. Tidak dipungkiri lagi bahwa konsentrasi memegang peranan penting dalam berlogika. Konsentrasi berarti memusatkan pikiran terhadap hal tertentu. Hal tertentu ini adalah fokus yang harus disasar oleh pikiran kita.

Seperti dalam aktivitas memanah, sebelum anak panah dilesatkan, maka kita harus terlebih dulu memfokuskan pandangan ke titik fokus terkecil yang berada pada papan sasaran.

Selain berfokus pada titik sasar, kita juga perlu memfokuskan diri ke arah angin bertiup dengan cara menikmati setiap belaian lembutnya pada kulit kita. Umumnya, jika kita telah memfokuskan diri kepada dua hal tersebut, maka anak panah siap dilesatkan menuju sasaran.

Kemampuan konsentrasi juga berkaitan erat dengan faktor kesehatan jiwa dan raga kita. Ketika jiwa sedang dalam kondisi takut, stres, khawatir/cemas, bahkan depresi, maka kemampuan konsentrasi tidak akan bekerja dengan semestinya.

Demikian pula jika raga sedang berada dalam kondisi tidak prima karena sakit atau kelelahan, maka kemampuan ini pun akan menurun drastis hingga ke titik nadirnya.

Oleh karena itu, agar kemampuan ini dapat beroperasi secara normal, maka memberi waktu yang cukup bagi jiwa dan raga untuk beristirahat menjadi faktor yang esensial.

Terakhir, Pengetahuan. Selain faktor kesehatan dan konsentrasi, memiliki pengetahuan yang memadai adalah faktor penting lainnya. Dalam usaha trial and error yang kita lakukan terhadap suatu hal, pengetahuan yang memadai tidak bisa tidak kita miliki.

Pada dasarnya, kata pengetahuan berasal dari kata dasar "tahu". Agar seseorang bisa tahu tentang suatu hal, maka lazimnya ia harus pernah bersentuhan (merasakan) dengan hal tersebut, atau minimal harus mempelajari hal tersebut melalui pengalaman orang lain yang sudah pernah merasakannya.

Seperti halnya keinginan untuk ngopi, jika kita ingin makan nasi, maka kita harus terlebih dulu menanaknya. Pengetahuan tentang apa saja yang diperlukan dan bagaimana cara untuk menanak nasi adalah hal yang setidak-tidaknya harus kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun