Oleh Dhanang Suwidagdho
Tugas Latsar Kemendikbud-Ristek yang diselenggarkan oleh Kemenhub 2022.
Widyaiswara : Dr. Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, M.Sc
Pandemi Covid-19 telah menunjukkan sebuah fakta yang menarik dalam dunia pendidikan. Bahwa pendidikan yang selama ribuan tahun telah dibangun dan dikelola dengan format yang pakem, terdistrupsi dengan begitu cepat melalui segala perubahan yang serba online.Â
Masyarakat dan para pelajar, mau tidak mau harus menjadi bagian dari perubahan besar tersebut. Sebuah perubahan yang nantinya mungkin akan semakin mendekatkan kita dengan era revolusi industri 4.0 yang sebenarnya.
Pembelajaran secara daring? Siapa yang pernah membayangkan hal ini. Selama ini kita hanya mengenal pendidikan melalui bangku sekolah, lengkap dengan guru, meja, kursi, papan tulis, atau proyektor.Â
Dengan posisi duduk yang sudah diatur sedemikian rupa dan praktis tidak ada perubahan signifikan dalam pendidikan selama berabad-abad. Pola yang kita gunakan sekarang, adalah pola yang dilakukan oleh kakek buyut kita dahulu kala, bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Covid-19 telah membuat kita harus mengubah pola belajar tersebut menjadi pola pembelajaran berbasis Online. Memang guru tetap ada, namun praktis hampir sebagian besar terjadi perubahan.Â
Tidak ada gedung sekolah, meja dan kursi yang berbeda serta papan tulis yang diganti dengan digital whiteboard. Tatap muka digantikan dengan platform pembelajaran daring seperti Google Meet dan Zoom, dan perubahan-perubahan drastis lainnya.Â
Tidak dipungkiri ini perubahan yang tak mudah, telah banyak penelitian menunjukkan tingkat stres remaja meningkat selama pembelajaran online. Memang tidak mudah, dan memang selalu tidak nyaman diawal sampai lama-lama menjadi terbiasa.
Data mini survei yang dilakukan oleh para dosen dari Universitas Tidar, Polines, Polinela, dan Universitas Siliwangi terhadap 178 orang, menunjukkan 60.1% tidak keberatan dengan pola pembelajaran secara online.
Sebuah kenyataan yang mengejutkan dan menunjukkan pola belajar mahasiswa yang telah berubah serta bertransformasi menjadi serba digital.Â
Agaknya hasil ini dapat menggambarkan fakta bahwa para mahasiswa sudah mulai terbiasa dan membiasakan diri dengan pembelajaran berbasis online.
Hal itu juga ternyata ditangkap menjadi sebuah peluang dalam pendidikan di perguruan tinggi. Jika dahulu, pendidikan jarak jauh, kita hanya mengenal Universitas Terbuka (UT), belum lama ini Muhammadiyah meluncurkan Universitas Siber Muhammadiyah sebagai jawaban dari tantangan global terkait pendidikan berbasis digital.Â
Memang untuk SIBERMU sendiri baru menyediakan 6 program studi yakni Informatika, Sistem Informasi, Administrasi Kesehatan, Hukum, Manajemen dan Akuntansi. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah prodinya akan berkembang dimasa depan tergantung antusiasme masyarakat dan prospek dunia kerja.
Sementara di luar negeri, tepatnya di India, terdapat sebuah perusahaan bernama Scaller yang berusaha menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis online juga.Â
Scaller sendiri hadir dengan berbagai gebrakan seperti pendidikan yang hanya membutuhkan waktu 1 tahun, dari normalnya di perguruan tinggi selama 4 tahun, serta keberanian untuk melawan kemapanan dengan tidak menggunakan profesor untuk mengajar melainkan 10 pakar yang berpengalaman untuk langsung mengajarkan ilmu sesuai kebutuhan dunia kerja.Â
Memang ini cukup menarik, mengingat banyak keluhan dari dunia industri bahwa lulusan perguruan tinggi belum siap kerja karena kurang dibekali dengan ilmu-ilmu praktis yang langsung bisa diterapkan di dunia kerja. Pembelajaran Scaller menggunakan kasus-kasus dari dunia nyata dan sekali lagi kuliah yang bisa dari mana saja karena berjalan dengan sistem online.
Memang Scaller sendiri hadir hanya untuk mendidik para mahasiswa dalam bidang coding komputer, serta pola pembelajaran online yang diterapkan bisa dimaklumi karena "pekerjaan dibidang komputer memang paling tepat jika belajar didepan komputer".Â
Scaller sendiri berani sesumbar bahwa mereka adalah "universitas masa depan" dan siap untuk mendistrupsi dunia pendidikan tinggi secara global. Saat ini, lulusan dari Scaller sudah lebih dari 10.000 orang dan ini adalah sebuah capaian yang luar biasa.Â
India memang jagonya coding, tak jarang mahasiswa Indonesia belajar coding dari tutorial Youtube dari India. Bahkan banyak top CEO perusahaan teknologi dunia yang berasal atau berdarah India, contoh CEO Alphabet, CEO Microsoft dll.
Terobosan yang dilakukan oleh Scaller menjadi menarik untuk dibicarakan dan dicermati. Bukan tidak mungkin sesumbar mereka akan menjadi kenyataan dan membuat bangunan di kampus menjadi "museum".Â
Walau tidak dapat dipungkiri, pendidikan tinggi tidak bisa 100% online karena memang ada hal-hal yang harus dilakukan tatapmuka dan dibawah pengawasan tenaga profesional.Â
Tentu akan sangat sulit bagi para konselor di bimbingan dan konseling untuk belajar 100% online karena nantinya juga akan berhadapan dengan konseli secara tatap muka.Â
Tidak mungkin juga belajar berenang jika hanya menonton video berenang tanpa pernah terjun langsung ke kolam renang dan modal nekat tanpa pengawasan profesional.Â
Namun itu tidak menjadi kendala, karena sistem belajar nyatanya juga bisa bersifat blended yang menjalankan pendidikan dengan sistem online dan offline. Sebagian pelajaran di online kan, dan sebagian yang memang tidak bisa tergantikan tetap bersifat tatap muka.
Menarik, India sudah mulai, Indonesia pada lembaga swasta juga sudah memulai bergerak. Hal ini sekaligus menjadi sebuah "wake up call" bagi para ASN yang terbiasa dalam rutinitas untuk menyadari bahwa dunia sudah bergerak kearah yang tak terbayangkan sebelumnya.Â
Sebagai seorang ASN juga penting untuk terlibat aktif dalam pergerakan tersebut. Penguasaan teknologi informasi sebagai kemampuan minimal wajib dimiliki oleh seorang ASN sebagai bekal dalam memberikan pelayanan pada masyarakat dan pengabdian pada bangsa dan negara. Perguruan tinggi negeri digital? Who knows.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H