Walau tidak dapat dipungkiri, pendidikan tinggi tidak bisa 100% online karena memang ada hal-hal yang harus dilakukan tatapmuka dan dibawah pengawasan tenaga profesional.Â
Tentu akan sangat sulit bagi para konselor di bimbingan dan konseling untuk belajar 100% online karena nantinya juga akan berhadapan dengan konseli secara tatap muka.Â
Tidak mungkin juga belajar berenang jika hanya menonton video berenang tanpa pernah terjun langsung ke kolam renang dan modal nekat tanpa pengawasan profesional.Â
Namun itu tidak menjadi kendala, karena sistem belajar nyatanya juga bisa bersifat blended yang menjalankan pendidikan dengan sistem online dan offline. Sebagian pelajaran di online kan, dan sebagian yang memang tidak bisa tergantikan tetap bersifat tatap muka.
Menarik, India sudah mulai, Indonesia pada lembaga swasta juga sudah memulai bergerak. Hal ini sekaligus menjadi sebuah "wake up call" bagi para ASN yang terbiasa dalam rutinitas untuk menyadari bahwa dunia sudah bergerak kearah yang tak terbayangkan sebelumnya.Â
Sebagai seorang ASN juga penting untuk terlibat aktif dalam pergerakan tersebut. Penguasaan teknologi informasi sebagai kemampuan minimal wajib dimiliki oleh seorang ASN sebagai bekal dalam memberikan pelayanan pada masyarakat dan pengabdian pada bangsa dan negara. Perguruan tinggi negeri digital? Who knows.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H