Mohon tunggu...
Dhafa Maulana Sidik
Dhafa Maulana Sidik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa University of Budi Luhur.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Fenomena Bahasa Gaul pada Kalangan Remaja Di Indonesia Akibat Kurangnya Kode Etik Komunikasi

4 Januari 2025   22:46 Diperbarui: 4 Januari 2025   22:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Terlepas dari hancur atau tidaknya bahasa dasar, istilah-istilah baru (slang) terus menambah kosa kata baru informal dalam bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia harus bisa membedakannya standar dan dikembangkan. Kita semua tahu bahwa bahasa Indonesia memiliki bentuk yang baik dan tepat. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa istilah- istilah baru bermunculan seiring dengan perubahan zaman yang sangat cepat. Entah siapa yang menciptakan dan mempopulerkannya, tiba-tiba kami sering terdengar kosakata yang belum pernah kita dengar sebelumnya. Selain itu, menimpa generasi muda yang untuk secara tidak sengaja menggunakan dan menyebarkan bahasa gaul ini dalam kehidupan sehari-hari, biarlah lingkungan keluarga, kampus, komunitas bagi mereka yang berkecimpung dalam teknologi modern yaitu dunia baru yang biasa kita sebut dunia maya. Di dunia maya, mereka menggunakan bahasa gaul ini di media sosial. Penggunaan bahasa gaul dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi tulis dan lisan remaja. Remaja yang terbiasa menggunakan bahasa gaul mungkin menghadapi kesulitan dalam menulis dengan bahasa baku dan formal. Mereka juga mungkin kesulitan berkomunikasi dengan baik dalam situasi resmi, seperti dalam wawancara pekerjaan atau presentasi akademik.

Kesimpulan

Kode etik komunikasi sangat penting untuk menjaga kualitas dan etika komunikasi dalam masyarakat. Aturan yang jelas dan diterapkan dengan konsisten dapat menciptakan lingkungan komunikasi yang sehat, adil, dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Bahasa gaul sering muncul dalam komunikasi sehari-hari, terutama di lingkungan informal dan media sosial. Penggunaan bahasa gaul dapat mencakup slang, kata-kata kasar, atau ekspresi yang tidak baku.

Kurangnya regulasi terhadap bahasa gaul dapat memiliki dampak negatif, seperti peningkatan pelecehan, diskriminasi, ketidakprofesionalan, kesalahpahaman, dan pengaruh negatif pada generasi muda. Penggunaan bahasa gaul yang tidak tepat juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kerugian dalam interaksi sosial.

Daftar Pustaka

Adibah Dewi Satriani, Arantxa, A. C., Rizki W, N. A., Qoriatul Khoiriyah, & Eni Nurhayati. (2023). Dampak Dan Transformasi Perkembangan Bahasa Gaul Dalam Bahasa Indonesia Modern. Jurnal Pengabdian West Science, 2(6), 421--426. https://doi.org/10.58812/jpws.v2i6.399

Altarriba, J., & Basnight-brown, D. (2022). The Psychology of Communication: The Interplay Between Language and Culture Through Time. https://doi.org/10.1177/00220221221114046

Beithcman, J.H. , Wilson, B. , Johnson, C.J. , Atkinson, L. , Young, A. , Adlaf, E. , Escobar, M. & Douglas, L. (2001), Fourteenyear followup of speech/languageimpaired and control children: psychiatric outcome. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 40, 75--82.

Chaer, A. & Agustina, L. (2014). Sosiolinguistik PerkenalanAwal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Devianty, R. (2017). Bahasa sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah, 24(2), 226-245.

http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/view/167/211

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun