*ALAY. Singkatan dari "Anak Layangan", yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. "Alay" sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
*LEBAY. Merupakan hiperbola dan singkatandari kata "berlebihan".
*GARING. Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti "tidak lucu". Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.
*KEPO. Kata ini merupakan singkatan Knowledge Everything Particular Object yang artinya selalu ingin tau.
*CACICU. Kata ini merupakan singkatan "Planning an event and in the end it doesn't just become talk" artinya hanya sekedar merancang acara dan pada akhirnya tidak dilaksanakan.
*HOKI. Kata ini merupakan kata lain dari beruntung atau istilah ini sering kali dianggap sebagai faktor yang tidak dapat dijelaskan atau diprediksi, dan seseorang merasa beruntung saat sesuatu yang baik terjadi tanpa alasan yang jelas.
*PADIM. Kata ini merupakan singkatan dari seseorang menanyakan sebuah kabar keberadaan teman sebayanya.
3. Dampak negatif bahasa gaul dalam komunikasi
Kita hidup di zaman banyak orang untuk berkomunikasi melalui bahasa modern atau yang sering kita sebut slang Tentu saja peran generasi muda di Indonesia sangat erat kaitannya penggunaan bahasa gaul. Tidak mengherankan lagi jika generasi muda ikut bergabung Masyarakat Indonesia lebih lancar berkomunikasi menggunakan bahasa gaul Dibandingkan dengan Indonesia. Untuk meminimalkan penggunaan bahasa gaul di masyarakat, peran kita sangat penting untuk menyemangati masyarakat tetap ingat bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dari Munculnya bahasa gaul di masyarakat sangat mempengaruhi jati diri masyarakat Indonesia seperti, Dampak globalisasi terhadap identitas bangsa dapat terlihat dari perilaku masyarakat yang tinggal di luar Indonesia dan terbiasa dengan bahasa gaul. Karena bahasa gaul mudah untuk dikomunikasikan dan hanya dipahami oleh sekelompok orang tertentu, remaja cenderung memilih menggunakan bahasa gaul dalam komunikasi sehari-hari. Hal ini membuat bahasa Indonesia terlihat kuno dan tidak menarik bagi remaja, dan akibatnya tingkat kemahiran berbahasa Indonesia menurun. Penyebaran bahasa gaul di lingkungan remaja menjadi tanda serius ancaman kepada bahasa Indonesia dan menunjukkan penurunan kemampuan berbahasa generasi muda saat ini. Oleh karena itu, tidak dapat diabaikan bahwa suatu saat nanti bahasa Indonesia akan hilang dan digantikan oleh bahasa gaul. Dalam rangka menjaga eksistensi dan keberlanjutan bahasa Indonesia, perlu adanya upaya yang sungguh- sungguh untuk memperkuat penggunaan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan generasi muda.
Dampak negatif penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi sehari-hari telah mempengaruhi eksistensi bahasa Indonesia, dampak negatif dalam aspek sosiologi diantaranya yaitu memperkuat pemisahan antara kelompok-kelompok remaja berdasarkan bahasa yang mereka gunakan. Hal ini dapat menyebabkan polarisasi antar kelompok dan mempersulit integrasi sosial. Bahasa gaul juga seringkali tidak baku dan kurang formal, sehingga dapat mengurangi kemampuan remaja untuk berkomunikasi secara efektif dalam situasi formal atau profesional. Hal ini dapat membatasi kesempatan mereka dalam dunia kerja di masa depan. Hal ini mengakibatkan masyarakat lupa dengan EYD (Ejaan yang disempurnakan) sehingga enggan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Aturan EYD dianggap hal remeh, generasi muda khususnya lebih aktif menggunakan bahasa gaul dalam hubungan pertemanan mereka. Pada akhirnya, rasa bangga memiliki bahasa Indonesia akan semakin pudar serta homogenisasi budaya dan mengurangi keberagaman bahasa dan budaya lokal dan menurunnya minat remaja dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Slang dapat menghambat penggunaan yang tepat dan benar dari bahasa Indonesia. penggunaan bahasa gaul membawa efek negatif terhadap eksistensi bahasa Indonesia pada remaja yakni penggunaan yang berlebihan dari bahasa gaul dalam komunikasi sehari-hari dapat berdampak negatif pada kemampuan seseorang dalam berbahasa secara formal atau dalam situasi resmi. Terlalu sering menggunakan bahasa gaul dapat mengurangi keterampilan berbicara yang lebih formal, seperti tata bahasa yang benar atau kosakata yang luas. Bahasa gaul juga menyebabkan punahnya bahasa Indonesia. Maraknya penggunaan bahasa gaul ini pertanda bahwa semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dimungkiri bahwa suatu saat bahasa Indonesia bisa hilang dan dapat mempengaruhi lunturnya nilai-nilai Pancasila, dikarenakan tergeser oleh bahasa gaul.
Salah satu nilai pancasila yang terpengaruh globalisasi adalah dalam berbahasa. Di Indonesia sendiri, beberapa bahasa dituturkan di setiap daerah. Tapi dari diantara sekian banyak bahasa yang digunakan dalam masyarakat, ada satu bahasa yang mewakili bangsa Indonesia, bahasa ini merupakan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Saat ini eksistensi bahasa Indonesia dipertanyakan reposisinya sebagai bahasa resmi Republik Indonesia akibat tidak adanya penyaringan transfer budaya antar negara di era globalisasi ini yaitu munculnya bahasa gaul yang mencampurkan kosakata bahasa asing dengan bahasa Indonesia. Banyak yang khawatir dan percaya bahwa kosakata baru merusak bahasa dasar (Kurniawaty et al., 2022). Tentu sulit untuk dihindari mengingat teknologi informasi saat ini sangat terbuka dan tentunya arus informasi yang tinggi mempercepat masuknya budaya asing, yang semakin mempengaruhi kehidupan dan hubungan manusia, terutama kehendak mengubah sikap, perilaku dan kebiasaan dalam menghadapi dan berinteraksi dengan orang lain di antara generasi muda.