[caption caption="ilustrasi by stocksnap. Desain by Anthony."][/caption]
Percaya atau tidak, ternyata tidak semua orang memiliki rencana keuangan untuk masa depannya. Dan orang yang sudah memiliki perencanaan, seringkali berubah di tengah jalan dan tidak mencapai tujuannya. Ini dikarenakan perencanaan yang dibuat tidak dibagi menjadi tahapan yang bisa dilakukan. Biasanya orang membuat perencanaan yang besar dan berniat menjalaninya sedikit demi sedikit. Inilah yang membuat kebanyakan orang akan gagal di tengah jalan.
Perencanaan yang baik seharusnya dibagi lagi menjadi beberapa tujuan jangka pendek dan menengah. Ini baik dilakukan agar dapat dievaluasi secara berkala. Namun memiliki perencanaan keuangan dan gagal di tengah jalan lebih baik daripada tidak memiliki perencanaan keuangan sama sekali. Karena tidak memiliki perencanaan keuangan sama dengan memiliki rencana keuangan yang buruk. Dan itu seperti gagal sebelum memulai. Jangan sampai itu terjadi dengan kita.
Sebelum saya memulai, saya ingin berbagi beberapa fakta yang saya temukan. Ternyata, berdasarkan data Distribusi Simpanan yang dirilis LPS pada bulan Desember 2015, ada beberapa hal yang cukup mengejutkan. Untuk diketahui bersama, LPS adalah Lembaga Penjamin Simpanan yang dibeking oleh Pemerintah RI. Jadi uang tunai yang kita simpan di bank, dijamin oleh LPS. Namun nilai penjaminannya hanya sampai dengan Rp. 2 Miliar. Jadi jika simpanan di bank lebih dari 2 M, kelebihan sisanya tidak dijamin oleh LPS.
Fakta yang saya temukan
Tadi saya mengatakan ada fakta yang menarik dan mungkin cukup mengejutkan bagi sebagian orang. Berikut fakta yang saya temukan:
- Ternyata, jumlah rekening di bank yang terdaftar pada LPS berjumlah 175.501.916 rekening.
- Dari jumlah tersebut, rekening yang dijamin LPS berjumlah 175.270.344 rekening atau 99,87% dari total keseluruhan rekening. Artinya ada 175 juta lebih rekening dengan nominal di bawah 2 Miliar Rupiah.
- Artinya lagi, rekening yang tidak dijamin LPS alias rekening dengan jumlah nominal simpanan lebih dari 2 Miliar Rupiah berjumlah 231.572 rekening atau 0.13%.
- Jumlah total seluruh nominal simpanan adalah Rp. 4.473.772 Miliar (Rp. 4.473.722.000.000.000) atau lebih dari Empat Ribu Empat Ratus Triliun Rupiah. Banyak yah duit orang Indonesia, belum lagi yang di dompet dan di bawah bantal. :)
- Dari total nominal simpanan tersebut, yang dijamin adalah sebesar 2.045.272 Miliar Rupiah atau 45,72% nya saja.
- Dan total nominal simpanan yang tidak dijamin adalah sebesar Rp. 2.428.500 Miliar Rupiah atau 54,28% nya. Kok lebih besar yah dari simpanan yang dijamin?
- Artinya (ini yang mengejutkan), sebanyak 0,13% penduduk Indonesia menguasai uang beredar sebesar 54,28%. Dan sisanya 99,87% orang memperebutkan 45,72% uang beredar.
[caption caption="Grafik oleh Anthony"]
- Kalau dirata-rata, masing-masing pemegang rekening yang tidak dijamin memiliki Rp. 10,4 Miliar rupiah pada rekeningnya.
- Dan masing-masing pemegang rekening yang dijamin memiliki Rp. 11,6 Juta Rupiah pada rekeningnya.
Itu hanya pada data rekening saja, jadi tidak mencerminkan distribusi kekayaan yang sesungguhnya. Karena tidak semua harta berbentuk uang bukan? Ada juga yang berupa surat berharga, logam mulia, tanah, rumah, dan lain-lainnya. Namun dengan jumlah rekening sebanyak itu, saya menganggap sudah representatif dan kemungkinan realitanya tidak akan berbeda jauh.
Perencanaan Keuangan yang baik bukanlah untuk menjadi kaya
Perencanaan keuangan yang akan saya bahas di sini bukanlah ditujukan bagi anda yang ingin menjadi kaya. Tentunya menjadi kaya raya dalam keuangan memiliki seninya sendiri dan metode yang berbeda. Bukannya tidak mungkin bahwa dengan perencanaan keuangan yang baik, anda akan menjadi kaya. Namun satu hal yang pasti, tanpa perencanaan keuangan yang baik, seseorang yang kaya raya pun bisa jatuh miskin.
9 Langkah perencanaan keuangan pribadi saya:
- Tentukan tujuan
Aneh menurut saya jika tidak dimulai dari sini. Selama sekolah kita diajarkan untuk mengejar suatu tujuan. Baik itu jangka pendek seperti ujian atau kuis, jangka menengah seperti naik kelas, dan jangka panjang seperti tamat sekolah. Bahkan setelah tamat sekolah pun kita memulai lagi dengan tujuan seperti di atas. Lalu kenapa setelah selesai sekolah, kuliah dan mulai bekerja kita tidak melakukan hal itu? Tentukan tujuan jangka panjang dan bagi dalam tujuan jangka pendek dan menengah.
Dalam menentukan tujuan harus realistis dan spesifik. Tidak terlalu kecil sehingga tidak merasa tertantang. Dan juga tidak terlalu besar sehingga merasa tertekan. Setiap orang berbeda-beda garis start. Dan berbeda pula garis finish nya. Tentukan tujuanmu. - Catat pengeluaran
Langkah yang penting selanjutnya yaitu mencatat pengeluaran. Kedengarannya mudah dan bisa dilakukan dalam 5 menit. Tapi ternyata banyak "pengeluaran tambahan yang tidak terduga". Mencatat pengeluaran tidak bisa dilakukan dalam 5 menit, 5 hari, atau bahkan 5 minggu. Ini adalah sesuatu yang harus dijadikan kebiasaan. Kalau melakukannya mudah, mengapa banyak sekali aplikasi di Google Play yang menyediakan semacam "Expenses Tracker"?
Secara pribadi saya melakukannya sampai sekarang. Dan pada awalnya saya sangat terkejut ternyata banyak pengeluaran saya yang dikategorikan sebagai pemberian atau "giving". Baik itu berupa hadiah, kado, amal, mentraktir teman dan lain sebagainya. Tiap orang pun berbeda-beda dalam hal pengeluaran. - Atur prioritas dan hilangkan pengeluaran yang tidak perlu
Dalam mengatur prioritas, jangan libatkan emosi. Karena emosi bisa mengubah keinginan menjadi kebutuhan. Emosi bisa mengubah tidak perlu menjadi perlu. Satu hal yang selalu saya ingat dalam memangkas pengeluaran yang tidak perlu. Hidup itu murah, gaya hidup yang mahal. Terkadang untuk mencapai gaya hidup yang kita inginkan, kita harus mengorbankan gaya hidup saat ini terlebih dahulu. - Dana talangan
Perlukah? Atau tidak perlu? Menurut anda, yang mana lebih baik. Mencoba kedalaman sungai dengan dua kaki, atau mencelupkan satu kaki terlebih dahulu? Naik mobil dari Jakarta ke Surabaya dengan ban serep atau tanpa ban serep?
Dana talangan bersifat darurat. Bukan dana taktis. Jadi dana ini harus benar-benar dipisahkan dan jangan diganggu gugat. Biasanya besarnya 6x pengeluaran bulanan kalo kata pakar keuangan. Soal ini saya ikut saja. :) Kalau belum ada dana talangan, siapkan terlebih dahulu sebelum menabung untuk yang lainnya. - Lunasi hutang (dan jangan menambah hutang)
Wah kedengarannya menyenangkan, hidup tanpa hutang. Tapi apa bisa? Jawabannya bisa. Malah menurut saya harus! Hidup mapan dengan hutang bertumpuk adalah kemapanan yang semu. Hutang yang dimaksud di sini adalah hutang konsumtif ya. Hutang usaha yang dipakai untuk keperluan pribadi juga disebut hutang konsumtif.
Ada beberapa metode pembayaran hutang. Yang paling populer adalah "Snowball Debt Repayment" (SDR) dan "Debt Stacking Method" (DSM). Dalam SDR, kita memulai melunasi hutang pokok yang terkecil, sambil membayar minimum pada hutang lainnya. Setelah hutang pokok terkecil lunas, mulai lunasi hutang pokok kedua terkecil, dan selanjutnya hingga semua hutang lunas. Berbeda dengan SDR, dalam DSM kita berfokus melunasi hutang pokok dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Kedua metode ini sama efektifnya namun berbeda aplikasinya tergantung kepada kondisi kita masing-masing. Selamat melunasi hutang! - Menabung untuk pensiun
Memang sebaiknya menabung untuk pensiun ini dimulai sedini mungkin jika anda berencana untuk pensiun suatu saat nanti. Sebab usia produktif manusia tidak akan selamanya. Lebih tepatnya maksimal usia produktif manusia hanya selama 35 tahun saja. Selebihnya bisa dikategorikan sebagai usia tidak produktif. Ada banyak juga website dan aplikasi yang dapat membantu untuk menghitung berapa yang harus ditabung per bulan agar dapat pensiun dengan tenang. Inipun berbeda-beda tergantung daerah tempat tinggal, tingkat suku bunga, dan gaya hidup yang ingin dicapai. Intinya persiapkan sedini mungkin. Jika belum memulainya, silahkan dimulai sekarang. - Menabung untuk tujuan tertentu
Nah jika sudah sampai tahap ini, seharusnya kita sudah terbiasa menabung. Tujuan tertentu yang dimaksud bisa jadi untuk berlibur, atau untuk pendaftaran kuliah anak, atau untuk membayar DP rumah impian, atau untuk modal awal usaha. Apapun itu, pastikan ini terpisah dari yang lainnya, apalagi dari dana darurat. - Mulai berasuransi
Asuransi sangat dibutuhkan jika kita sudah mulai mengakumulasi aset. Nilai uang pertanggungan asuransi juga sebaiknya dapat menutup semua aset kita. Banyak sekali asuransi yang saat ini tersedia, baik hanya jiwa, kesehatan, ataupun terdapat investasi di dalamnya. Oh ya, tahukah kamu kalau LPS itu adalah perusahaan asuransi? Nama lain LPS adalah "Indonesia Deposit Insurance Corporation". Jadi jelas LPS adalah perusahaan asuransi yang dikhususkan untuk simpanan kita. Jangan takut menabung di bank yang dijamin LPS. Karena uang kita diasuransikan.
"Kalau begitu, saya harus bayar premi donk tiap bulan untuk asuransi dari LPS?" Tidak. Nasabah bank tidak dibebankan premi penjaminan. Melainkan bank tempat kita menyimpan dana lah yang dibebankan. - Mulai berinvestasi
Investasi sangat diperlukan untuk percepatan mencapai tujuan. Sehingga kita bisa beranjak dan menentukan tujuan yang lebih besar. Instrumen investasi pun sudah sangat banyak dan beragam. Sebagai mantan broker saham selama 6 tahun (2006-2012), tentu saya akan merekomendasikan saham sebagai instrumen investasi. Karena saya mengerti risk dan reward nya. Selain itu pasar saham juga dapat mengakomodasi berbagai tipe investor. Contoh investor yang sangat sukses berinvestasi di pasar saham adalah Warren Buffet. Kalau di Indonesia ada Lo Kheng Hong.
Namun tiap orang memiliki kepribadian yang berbeda dalam menyikapi investasi.
Bagi yang konvensional, lebih baik berinvestasi pada instrumen yang tidak likuid dan memiliki pertumbuhan yang stabil.
Bagi yang moderat, dapat berinvestasi pada instrumen seperti reksadana yang menawarkan fleksibilitas dan tingkat imbal hasil yang cukup baik.
Bagi yang agresif, silahkan berinvestasi pada instrumen yang likuid dan memiliki reward yang tinggi (tentunya juga tinggi resiko) setelah mempelajari dengan mendalam.
Dan bagi yang berjiwa wirausaha silahkan berinvestasi untuk membangun bisnis anda.
Jika kamu belum bisa menabung, saran saya jangan mulai berinvestasi. Karena investasi memiliki resiko yang lebih tinggi daripada menabung. Tidak ada yang menjamin sebuah investasi akan berbuah baik. Memang investasi juga dijamin di Indonesia dengan regulasi yang ketat. Namun tidak ada keuntungan yang bisa dijamin oleh siapapun dalam investasi jenis apapun di dunia ini.
Paksakan dirimu mengubah kondisi, sebelum kondisi memaksa dirimu berubah.
Sembilan langkah tersebut memang merupakan hal yang dasar. Namun setidaknya berhasil mengubah hidup dan kebiasaan saya. Paksakan dirimu mengubah kondisi, sebelum kondisi memaksa dirimu berubah. Seandainya hidup kita berjalan mengikuti satu garis lurus yang panjang, perubahan 1 derajat saja pada arah kita berjalan akan membuat hasil yang sangat signifikan dalam jangka panjang. Jadi, lakukan 3 langkah pertama dan jadikan kebiasaan, sebelum mulai menabung untuk masa depan yang lebih baik. Dan ingat, menabunglah selalu di bank yang terdapat logo LPS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H