Mohon tunggu...
Anthony
Anthony Mohon Tunggu... -

Android Enthusiast, Gaming Gear Addict, Owner pempekyoss.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

9 Langkah Merencanakan Keuangan Pribadi (yang Berhasil untuk Saya)

20 April 2016   14:26 Diperbarui: 25 April 2016   09:00 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Grafik oleh Anthony"]

[/caption]
  • Kalau dirata-rata, masing-masing pemegang rekening yang tidak dijamin memiliki Rp. 10,4 Miliar rupiah pada rekeningnya.

  • Dan masing-masing pemegang rekening yang dijamin memiliki Rp. 11,6 Juta Rupiah pada rekeningnya.
  • Itu hanya pada data rekening saja, jadi tidak mencerminkan distribusi kekayaan yang sesungguhnya. Karena tidak semua harta berbentuk uang bukan? Ada juga yang berupa surat berharga, logam mulia, tanah, rumah, dan lain-lainnya. Namun dengan jumlah rekening sebanyak itu, saya menganggap sudah representatif dan kemungkinan realitanya tidak akan berbeda jauh.

    Perencanaan Keuangan yang baik bukanlah untuk menjadi kaya

    Perencanaan keuangan yang akan saya bahas di sini bukanlah ditujukan bagi anda yang ingin menjadi kaya. Tentunya menjadi kaya raya dalam keuangan memiliki seninya sendiri dan metode yang berbeda. Bukannya tidak mungkin bahwa dengan perencanaan keuangan yang baik, anda akan menjadi kaya. Namun satu hal yang pasti, tanpa perencanaan keuangan yang baik, seseorang yang kaya raya pun bisa jatuh miskin.

    9 Langkah perencanaan keuangan pribadi saya:

    1. Tentukan tujuan
      Aneh menurut saya jika tidak dimulai dari sini. Selama sekolah kita diajarkan untuk mengejar suatu tujuan. Baik itu jangka pendek seperti ujian atau kuis, jangka menengah seperti naik kelas, dan jangka panjang seperti tamat sekolah. Bahkan setelah tamat sekolah pun kita memulai lagi dengan tujuan seperti di atas. Lalu kenapa setelah selesai sekolah, kuliah dan mulai bekerja kita tidak melakukan hal itu? Tentukan tujuan jangka panjang dan bagi dalam tujuan jangka pendek dan menengah.
      Dalam menentukan tujuan harus realistis dan spesifik. Tidak terlalu kecil sehingga tidak merasa tertantang. Dan juga tidak terlalu besar sehingga merasa tertekan. Setiap orang berbeda-beda garis start. Dan berbeda pula garis finish nya. Tentukan tujuanmu.

    2. Catat pengeluaran
      Langkah yang penting selanjutnya yaitu mencatat pengeluaran. Kedengarannya mudah dan bisa dilakukan dalam 5 menit. Tapi ternyata banyak "pengeluaran tambahan yang tidak terduga". Mencatat pengeluaran tidak bisa dilakukan dalam 5 menit, 5 hari, atau bahkan 5 minggu. Ini adalah sesuatu yang harus dijadikan kebiasaan. Kalau melakukannya mudah, mengapa banyak sekali aplikasi di Google Play yang menyediakan semacam "Expenses Tracker"?
      Secara pribadi saya melakukannya sampai sekarang. Dan pada awalnya saya sangat terkejut ternyata banyak pengeluaran saya yang dikategorikan sebagai pemberian atau "giving". Baik itu berupa hadiah, kado, amal, mentraktir teman dan lain sebagainya. Tiap orang pun berbeda-beda dalam hal pengeluaran.

    3. Atur prioritas dan hilangkan pengeluaran yang tidak perlu
      Dalam mengatur prioritas, jangan libatkan emosi. Karena emosi bisa mengubah keinginan menjadi kebutuhan. Emosi bisa mengubah tidak perlu menjadi perlu. Satu hal yang selalu saya ingat dalam memangkas pengeluaran yang tidak perlu. Hidup itu murah, gaya hidup yang mahal. Terkadang untuk mencapai gaya hidup yang kita inginkan, kita harus mengorbankan gaya hidup saat ini terlebih dahulu.

    4. Dana talangan
      Perlukah? Atau tidak perlu? Menurut anda, yang mana lebih baik. Mencoba kedalaman sungai dengan dua kaki, atau mencelupkan satu kaki terlebih dahulu? Naik mobil dari Jakarta ke Surabaya dengan ban serep atau tanpa ban serep?
      Dana talangan bersifat darurat. Bukan dana taktis. Jadi dana ini harus benar-benar dipisahkan dan jangan diganggu gugat. Biasanya besarnya 6x pengeluaran bulanan kalo kata pakar keuangan. Soal ini saya ikut saja. :) Kalau belum ada dana talangan, siapkan terlebih dahulu sebelum menabung untuk yang lainnya.

    5. Lunasi hutang (dan jangan menambah hutang)
      Wah kedengarannya menyenangkan, hidup tanpa hutang. Tapi apa bisa? Jawabannya bisa. Malah menurut saya harus! Hidup mapan dengan hutang bertumpuk adalah kemapanan yang semu. Hutang yang dimaksud di sini adalah hutang konsumtif ya. Hutang usaha yang dipakai untuk keperluan pribadi juga disebut hutang konsumtif.
      Ada beberapa metode pembayaran hutang. Yang paling populer adalah "Snowball Debt Repayment" (SDR) dan "Debt Stacking Method" (DSM). Dalam SDR, kita memulai melunasi hutang pokok yang terkecil, sambil membayar minimum pada hutang lainnya. Setelah hutang pokok terkecil lunas, mulai lunasi hutang pokok kedua terkecil, dan selanjutnya hingga semua hutang lunas. Berbeda dengan SDR, dalam DSM kita berfokus melunasi hutang pokok dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Kedua metode ini sama efektifnya namun berbeda aplikasinya tergantung kepada kondisi kita masing-masing. Selamat melunasi hutang!

    6. Menabung untuk pensiun
      Memang sebaiknya menabung untuk pensiun ini dimulai sedini mungkin jika anda berencana untuk pensiun suatu saat nanti. Sebab usia produktif manusia tidak akan selamanya. Lebih tepatnya maksimal usia produktif manusia hanya selama 35 tahun saja. Selebihnya bisa dikategorikan sebagai usia tidak produktif. Ada banyak juga website dan aplikasi yang dapat membantu untuk menghitung berapa yang harus ditabung per bulan agar dapat pensiun dengan tenang. Inipun berbeda-beda tergantung daerah tempat tinggal, tingkat suku bunga, dan gaya hidup yang ingin dicapai. Intinya persiapkan sedini mungkin. Jika belum memulainya, silahkan dimulai sekarang.

    7. Menabung untuk tujuan tertentu
      Nah jika sudah sampai tahap ini, seharusnya kita sudah terbiasa menabung. Tujuan tertentu yang dimaksud bisa jadi untuk berlibur, atau untuk pendaftaran kuliah anak, atau untuk membayar DP rumah impian, atau untuk modal awal usaha. Apapun itu, pastikan ini terpisah dari yang lainnya, apalagi dari dana darurat.

    8. Mulai berasuransi
      Asuransi sangat dibutuhkan jika kita sudah mulai mengakumulasi aset. Nilai uang pertanggungan asuransi juga sebaiknya dapat menutup semua aset kita. Banyak sekali asuransi yang saat ini tersedia, baik hanya jiwa, kesehatan, ataupun terdapat investasi di dalamnya. Oh ya, tahukah kamu kalau LPS itu adalah perusahaan asuransi? Nama lain LPS adalah "Indonesia Deposit Insurance Corporation". Jadi jelas LPS adalah perusahaan asuransi yang dikhususkan untuk simpanan kita. Jangan takut menabung di bank yang dijamin LPS. Karena uang kita diasuransikan.
      "Kalau begitu, saya harus bayar premi donk tiap bulan untuk asuransi dari LPS?" Tidak. Nasabah bank tidak dibebankan premi penjaminan. Melainkan bank tempat kita menyimpan dana lah yang dibebankan.

      HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
      Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun