Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Cerpen | Hujan, Terima Kasih

15 Januari 2017   16:50 Diperbarui: 15 Januari 2017   18:09 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku berhasil mendobrak gerbang maha luas, tempat ayah berada.

 ▪Gerbang Utama Negeri Cinta▪▪

"Wow, inikah yang namanya Negeri Cinta? Kok panas ya?" (memegang jidat)

"Alamak.. bok yo nduk.. nduk," teriak ibu sambil geleng-geleng kepala. "Panas, panas, iya panas! Makanya kalau dibilangin orang tua itu jangan bandel! sudah dibilang jangan pulang malem-malem! Untung semalem pingsannya pas sudah nyampek gang,"

"Hah?" (mencoba bangkit, naik ke kasur) "Loh loh kok udah di rumah aja? Negeri Cintanya mana, buk?" (mengucek-ngucek mata, lalu menguap ZZzzz) 

***

Aku suka. Sangat suka. Berkendara sendirian. Kala malam. Bersama hujan. Asik kan?

Hujan, terimakasih. Kau mengajariku banyak hal.

----sekiaEnD---- 

 Jepara, 14 Januari 2017

 Diah Fatimatuzzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun