Mohon tunggu...
Dewy Lestari
Dewy Lestari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

SMA MALAHAYATI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh Perjuangan Mayjen Sungkono

3 November 2022   10:30 Diperbarui: 3 November 2022   10:29 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Col_Sungkono,_Kenang-Kenangan_Pada_Panglima_Besar_Letnan_Djenderal_Soedirman,_p27.jpg

menjadi Ketua Gabungan Komando Pertahanan divisi - divisi V, VI, VI TRI Jawa Timur. Setelah Perjanjian Renville 17 Januari 1948 di Jawa Timur diadakan konsolidasi pasukan. Sungkono diturunkan pangkatnya menjadi Letnan Kolonel. la menghadap Panglima Besar Jenderal Sudirman, yang sama - sama berasal dari Kabupaten Purbalingga. Disarankan oleh Soedirman, untuk menerima dan tetap menunjukan ketaatan dan kepatriotannya. Tanggal 24 Desember 1949, a kembali ke Surabaya sebagai pemenang. Komandan

Divisi A Belanda Mayor Jenderal Baay secara resmi menyerahkan kota Surabaya kepada Panglima Divisi I Brawijaya Kolonel Sungkono. Menjelang pemulihan kedaulatan, mempelopori pembubaran Negara Jawa Timur dan Madura bentukan Belanda, untuk masuk ke Negara kesatuan RI. Tanggal 22 Pebruari 1950, Markas Divisi I dipindahkan dari Nganjuk ke Surabaya. 

Tanggal 16 Juni 1950, Sungkono alih tugas ke Jakarta dan pangkatnya naik menjadi Brigadir Jenderal. Dalam tahun 1958 diangkat menjadi Inspektur Jenderal Pengawasan Umum Angkatan Darat. Pangkatnya naik lagi menjadi Mayor Jenderal. Jabatan terakhir sampai ia memasuki masa pensiun tahun 1968 adalah penasehat Menteri/Pangad. 

Pada Jumat sore 9 November, di Jalan Pregolan No 4,  Soengkono yang saat itu masih kolonel, dengan suara bulat dia terpilih sebagai Panglima Angkatan Pertahanan Surabaya. Kemudian menyatakan bersedia berjuang untuk Surabaya, meski seorang diri. 

Pidatonya di hadapan ribuan arek Surabaya muda dan anak buahnya di Unit 66 menjadi sangat penting ketika Sungkono mengatakan 

  “Saudara-saudara, saya ingin mempertahankan Kota Surabaya… Surabaya tidak bisa kita lepaskan dari bahaya ini. Kalau saudara-saudara mau meninggalkan kota, saya juga tidak menahan; tapi saya akan mempertahankan kota sendiri…” 

Dari semua pemaparan di atas dapat kita lihat betapa hebatanya perjuangan tokok Mayjen Sungkono. 

      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun