Kapan nyusul?
Sampai sekarang, aku masih betah melajang. Padahal satu per satu teman-temanku telah melangkah ke panggung pernikahan.
Apakah diriku risih menyandang status single melulu? Oi, itu bukan hal yang aneh di zaman ini!
Memang, dari sekian banyak yang berkomitmen untuk tidak menikah, tentunya sebagiannya adalah para introvert yang cenderung soliter, yakan?
Namun, bukan berarti tak terbebas dari omongan miring. Pasti ada, terutama para perempuan. Banyak kok, keluarga pada menuntutnya agar segera menikah dan memiliki pasangan.
Terus, apakah menikah itu harus? Itu semua, tergantung dari hati, kan?
Oke, kalaupun si introvert memutuskan melajang seumur hidup, tentu ada alasan-alasan yang menyertai. Lagian, komitmen itu barang langka, ditambah kelakukan-kelakuan buruk orang tua di masa lalu yang membuat tak percaya lagi pada pernikahan.
Maka... hmmm, memang enak ya introvert yang melajang? Apa untungnya?
Tentu ada, yang tak dirasakan oleh introvert yang telah menikah.
Me Time Sepuasnya!
Namanya introvert kan, pasti ingin sendirian terus. Habis bekegiatan di luar, inginnya rebahan dulu, mengisi ulang energi. Karena lajang dan tak ada pasangan, jadi tak ada yang melarang dong buat suruh ini-itu?
Bahkan, seharian, sebulanan penuh, selalu ada waktu untuk menyendiri yang membuatnya benar-benar puas. Bahagia tentunya!
Bebas Berkarya dan Mengejar Mimpi  Sendiri
Karena introvert suka sendiri (seperti yang kubilang tadi), jadi benar-benar ada waktu untuk merancang mimpi sendiri, melanjutkan pendidikan demi punya karier yang mencukupi diri sendiri, bahkan jalan-jalan sendiri.
Tak ada orang yang ganggu ambisimu dengan "menyuruhnya" ke pelaminan. Lha orang lajang tak terikat dengan (calon) pasangan, kok.
Malahan, untuk berkarya sendiri pun bisa dilakukan dengan maksimal, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan kreatif. Dengan otak "perenungan"nya dan modal kecerdasannya, karya yang dihasilkannya bisa mencapai puncak kualitasnya!
Apalagi yang galau merana begini; masalah dipendam sendiri, dan introvert yang lajang pasti melakukan hal itu. Jika bisa berkarya dengan baik, itu bakal mengubah rasa jadi luar biasa!
Tak Direpotkan dengan Si Kecil yang Kadang "Berisik"
Enggak bermaksud menghina, bukankah anak adalah anugerah? Namun, kehadiran anak dalam keluarga, terlebih setelah menikah bukan tanpa risiko.
Suara teriak-teriak anak kecil pasti terjadi, dan bagi ibu yang introvert tentu membuat waktu "istirahat" menjadi berkurang. Jangankan me time, mau menyendiri pun merasa kesulitan karena harus mengasuh anak di sebagian besar dalam sehari.
Oh ya, memang sih kelihatannya nyaman, tapi sayangnya, tetap menyisakan efek minus-nya. Oke, aku jabarkan kekurangannya:
Kesepian
Jelas! Karena lingkaran pertemanan introvert hanya hitungan jari, sedangkan saat dewasa teman yang bertahan semakin lama tinggal sedikit. Maklum saja, pada ingin memulai kehidupan yang baru. Akibatnya, kesepian jadi makanan sehari-hari.
Maslalah Bakal Dipendam Lama!
Karena lajang dan introvert, setiap permasalahan pasti dipendamnya sendiri. Mau curhat sama siapa? Pasangan tak ada. Kalaupun mengutarakan perasaanya, paling teman dekat atau kerabatnya.
Sayangnya, mereka tak selamanya kan berada di sisimu, karena sebagiannya akan pergi dan membentuk keluarga yang baru.
Maka, jadilah permasalahan menumpuk pada dirimu, ujung-ujungnya memicu penyakit mental. Padahal, kesehatan mental itu penting kan, di era modern yang serba bersaing ini?
Lalu, dengan segala kesendirian ini, apakah introvert sulit jodoh?
Nah, itu! Tentu jodoh merupakan perkara yang misterius. Ada faktor X yang menentukan apakah introvert bisa menikah atau tetap melajang.
Ada kok, Mama saya sendiri yang introvert tulen tetap bertemu jodohnya dan menikah. Ada pula introvert yang sudah sekian lama kerja di sekolah namun tetap melajang di usia kepala tiga.
Selebihnya, biarkan sang Ilahi yang menentukan akhirnya, kan?
Demikanlah penjelasannya, salam Kompasiana!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI