Semua itu, bisa dikatakan melihat "dunia luar", bukan? Iya sih, tapi hal itu tak bisa disamakan dengan merasakan dunia luar dengan mengunjungi tempat yang bersangkutan, secara langsung!
Lebih-lebih kalau melihat dunia luar antara melalui foto dan video yang diunggah di media sosial, terasa beda. Lha, letak bedanya di mana?
Melihat foto itu, memang statis. Artinya, melihatnya hanya sebatas apa yang diambil dari tempat itu. Kalau fotonya memperlihatkan hutan, ya diambilnya cuma di aeral hutan. Foto yang diambil di kebun bunga, hasilnya ya kebun bunga juga.
Kecuali, kalau mengambil fotonya bisa memperlihatkan dua obyek sekaligus (misalnya danau dan gunung), ya harus ambil posisi di tempat itu ketika membidik fotonya, yang bisa mengenai dua obyek yang akan dipotret!
Memang sih, melihat foto yang memperlihatkan lingkungan di tempat tertentu bisa memuaskan batin, hanya saja bakal "kalah" kalau tempat itu bisa dilihat melalui video!
Benar! Dengan video, kita bisa melihat keadaan lingkungan di dunia luar dari berbagai sisi. Kiri, kanan, samping, utara, selatan, barat, timur, semuanya bisa diperlihatkan. Jadinya, nggak bakal bosan bagi yang menyaksikannya, bukan?
Terlebih lagi, sebagaimana foto yang menawarkan berbagai resolusi dan megapixel pada kamera, kualitas gambar pada video sudah meningkat berkali-kali lipat pada era sekarang ini!Â
Dulu, waktu era 2000-an, kebanyakan video hanya bisa dinikmati dengan format .3gp dengan kualitas seadanya. Kalau sekarang? Sudah ada yang berdefinisi tinggi (HD), bahkan lebih dari itu, muncul kualitas 4K!
Kualitas gambar video pada Youtube inilah yang memberi kelebihan untuknya, sehingga membuat sebagian pemirsa yang dulu menggandrungi televisi, jadi berpaling dan perlahan tapi pasti, menuju Youtube yang kini berada dalam masa jayanya.
Lagipula, menonton video di Youtube itu sudah disamakan dengan menonton TV beneran. Televisi yang kekinian. Kejelasan gambar akibat kualitasnya itu, yang membuat mata pemirsa menjadi manja.