Kalau misalkan menanggapi komentarnya dengan tulisan yang terlalu panjang, ngapa gak sekalian aja dijadikan artikel baru dengan tambahan sumber-sumber yang telah diramu? Kan lebih bagus!
Tapi, itu semua hanya bisa terjadi kalau kalian mau membaca artikel secara mendalam, menghayati tulisannya, daaan.... sampai muncul pemikiran yang bikin tangan kalian "gatal" untuk menyampaikan sesuatu lewat komentar. Kalau bacanya sambil lalu, ya komentarnya gak akan muncul dalam benak kalian!
Karena itulah, kita dihadapkan pada dua pilihan saat membaca artikel; apa kalian setuju dengan yang dibaca, atau ingin berkomentar dan berdebat?
Hmmm, setuju-setuju aja sih kalau memang tak punya pengetahuan yang berkaitan dengan bidang/tema itu, bahkan cuma dinilai pun boleh kok.
Sebaliknya, jikalau punya pengalaman dan opini tentang apa yang dibaca, setelah membacanya sampai tuntas, ayolah, jangan ragu berkomentar! Jangan takut kalau berdebat sana-sini dengan penulisnya. Yang terpenting, kalian harus siap mental buat menerima balasan atau sanggahan dari kreator aslinya.
Lalu, satu hal yang harus diperhatikan, telitilah komentar yang disampaikan. Jangan sampai mengandung bahasa yang menyakitkan, bernada rasial, dan rangkaian kata yang tak pantas. Kalau itu terjadi, sama saja menambah keratan luka di hati orang lain, bukan?
Jadi, berhati-hatilah dalam berkomentar, dan berilah yang terbaik dalam berpendapat!
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!