Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketimbang Basa-Basi, Mending Berkomentar yang Berkualitas!

1 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 2 Mei 2020   09:55 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Socioboard Blog

Apa sebagian besar Kompasianer itu robot? Kalau komen tulisan, isinya berulang dan basa-basi. Komen yang berulang menandakan mereka robot dan nggak baca tulisan sampai selesai. 

Ya, kayak gitulah tweet dari salah seorang Kompasianer yang kebetulan ditemui di beranda. Namun, merenungkan pesannya aja rasa-rasanya bikin kita terkoreksi: sudahkah kita berkomentar dengan cerdas dan berkualitas?

Nah, kalau sekadar say hello sih saya terima, tapi sebenarnya diriku lebih senang kalau ada yang berkomentar berisi pengalaman, opini, pendapat, dan sebagainya, ya sekalian buat sharing. Daripada semata sapaan, mending kalian berkomentar seperti itu juga, bukan?

Kalau dituding bacanya tak sampai tuntas sehingga dianggap robot. Mungkin, jadi pembelajaran bahwa sistem login-nya perlu ditingkatkan lagi ya (termasuk buat Kompas.com juga), pakai sistem konfirmasi kayak CAPTCHA biar yang bisa masuk ke Kompasiana itu, manusia beneran!

Okelah, kembali lagi.


Perlu ditekankan bahwa dunia ini perlu berkomentar. Iyalah, masa' kebijakan tak perlu kritik? Nanti kayak kembali ke Orde Baru dong, hehehe. Atau, bisa saja kebebasan yang kita punya malah bagikan bertumbuh dalam sangkar. Gak bisa diberdaya-gunakan!

Oh ya, perlu kita ketahui bahwa kita sekarang telah keluar dari penjara yang diciptakan oleh presiden kedua kita, alias hidup di era REFORMASI!

Artinya, kita bebas melakukan apa saja, berpendapat, berkarya, dan sebagainya, asalkan bisa dipertanggungjawabkan lho ya.

Termasuk, berkomentar. Mau menyanggah tulisan? Silakan! Berbagi pengalaman yang lain yang berkaitan dengan artikel, boleh juga. Gak ada yang melarang, kok.

Asal tahu saja, setiap orang punya pengetahuan dan pengalamannya sendiri-sendiri. Kalau mau berbagi dalam komentar itu malah bagus, malah bisa memperkaya. Bahkan, melengkapi apa yang belum ada sebelumnya. Tak ada ruginya!

Dan, berkomentar itu, tanda bahwa manusia itu, makhluk yang berpikir. Nggak kayak robot itu tuh, yang ngomong itu berdasarkan apa yang diprogram.

Atau, dengan kata lain begini; Robot, sanggup gak berpendapat seperti kita-kita ini? Mana bisa! Hanya kita kok yang bisa melakukannya!

Dibanding di Buku, Berkomentar di Medsos, Forum dan Blog Jauh Lebih Asyik!

Sumber gambar: Livodi
Sumber gambar: Livodi

Hmmm, kalau soal berpendapat ini, jadi teringat Soekarno. Iya, presiden pertama kita!

Jadi, saya tak membahas pidatonya yang membahana, proklamasinya, dan lain-lainnya. Bukan itu!

Begini ya, pernah saya menonton tayangan lewat YouTube, beliau membaca buku lalu beliau corat-coret bukunya dengan pendapat-pendapatnya, seolah-olah beliau berdebat dengan penulis buku. Waah, jadi kagum sama beliau!

Tapi, saya lihat beliau berpendapat buku itu hanya satu arah; pemikiran dia dengan teks dari penulisnya. Gak ada yang nanggapi. Jadi, ya rasanya kurang, gitu.

Beda kalau kalian gabung ke forum, nimbrung ke status medsos yang berfaedah, atau yang lagi nulis di blog keroyokan yang beranggotakan banyak orang. Terasa ada temannya dari berbagai lintas bidang dan latar belakang. Pokoknya, berkomentar di sana pasti berbeda dan asyik punya, terasa lebih hidup!

Tenang, dia bakal menanggapi dengan pengetahuan dan pengalamannya, karena ya, hukum tak tertulis memang harus membalasnya kalau ada komentar. Kalau yang berkomentar dicuekin penulisnya, duuhh... sakitnya tuh disini!

Nah, kalau saling berkomentar yang berkualitas, berbagi dan berpendapat yang atmosfernya bagaikan forum, itu bakal lebih baik, bukan? Malah, salah satunya bakal dijadikan ide untuk menulis.

Kalau misalkan menanggapi komentarnya dengan tulisan yang terlalu panjang, ngapa gak sekalian aja dijadikan artikel baru dengan tambahan sumber-sumber yang telah diramu? Kan lebih bagus!

Tapi, itu semua hanya bisa terjadi kalau kalian mau membaca artikel secara mendalam, menghayati tulisannya, daaan.... sampai muncul pemikiran yang bikin tangan kalian "gatal" untuk menyampaikan sesuatu lewat komentar. Kalau bacanya sambil lalu, ya komentarnya gak akan muncul dalam benak kalian!

Karena itulah, kita dihadapkan pada dua pilihan saat membaca artikel; apa kalian setuju dengan yang dibaca, atau ingin berkomentar dan berdebat?

Hmmm, setuju-setuju aja sih kalau memang tak punya pengetahuan yang berkaitan dengan bidang/tema itu, bahkan cuma dinilai pun boleh kok.

Sebaliknya, jikalau punya pengalaman dan opini tentang apa yang dibaca, setelah membacanya sampai tuntas, ayolah, jangan ragu berkomentar! Jangan takut kalau berdebat sana-sini dengan penulisnya. Yang terpenting, kalian harus siap mental buat menerima balasan atau sanggahan dari kreator aslinya.

Lalu, satu hal yang harus diperhatikan, telitilah komentar yang disampaikan. Jangan sampai mengandung bahasa yang menyakitkan, bernada rasial, dan rangkaian kata yang tak pantas. Kalau itu terjadi, sama saja menambah keratan luka di hati orang lain, bukan?

Jadi, berhati-hatilah dalam berkomentar, dan berilah yang terbaik dalam berpendapat!

Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun