Level 2: Intellectual Happiness
Setelah dipuaskan dengan kebahagiaan fisik, rasanya hidup ini ada yang kurang, ya. Karena itulah, tahapan kebahagiaan kita naik ke level berikutnya, yaitu kebahagiaan intelektual. Kebahagiaan itulah yang paling sering dirasakan oleh kita, para penulis, jurnalis, maupun blogger.Â
Bahkan, dengan kecerdasan dan rasa ingin tahunya, kita bisa meraih rasa kepuasan yang lebih tinggi dan abstrak, melebihi kenikmatan dan kelezatan makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Kita bisa meraih kebahagiaan ini dengan cara aktivitas intelektual tentunya, yaitu membaca dan menulis. Terlebih lagi, jika kita menjalani kehidupan sekolah dan pendidikan sesuai bidang yang kita sukai. Pastinya, ilmu yang didapatkan akan berguna di masa depan.
Bagi penulis dan blogger, jika ada inspirasi datang setelah menelusuri kenangan, pengalaman, juga pengetahuan, pasti mereka akan merasa senang dan mereka ingin terus berkarya lewat tulisan.Â
Bagi jurnalis, kebahagiaan didapat jika berhasil mendapatan informasi baru lewat wawancara, kemudian menuliskannya serta dimuat di berbagai media.
Khusus untuk penulis pemula dan yang sedang belajar menulis, mereka akan merasakan kebahagiaan jika tulisan mereka dinilai berkualitas sehingga dimuat di media cetak maupun diterbitkan di penerbit mayor.Â
Kalau di Kompasiana sendiri, tentu saja tulisannya masuk ke kolom headline. Dengan pencapaian ini, akan melecut semangat mereka untuk terus menulis, siapa tahu menulis akan menjadi passion dan hobi baru kedepannya, iyaa ‘kan?
Level 3: Moral Happiness
Selanjutnya, kita akan masuk ke tahapan kebahagiaan moral. Kita mengubah tujuan kita dalam menulis, yaitu untuk berbagi dengan niat yang baik.Â
Mengapa? Kita pasti akan merasa senang jika tulisan kita bisa memberi manfaat bagi orang banyak. Menulis, selain untuk mengawetkan pemikiran kita sehingga bisa dinikmati oleh generasi mendatang, juga bisa membuat hidup kita menjadi lebih berarti.