Perjalanan Hidup dan Pengembaraan Intelektual
Bahkan, kita yang hidup di dunia ini sebenarnya adalah sebuah perjalanan yang tak habis-habisnya, sampai kita berhenti di titik kematian. Bahkan setiap detik hidup yang telah kita lalui telah membentuk sebuah cerita. Oleh karena itu, hendaknya hidup ini kita isi dengan melakukan hal-hal yang terbaik dan kegiatan yang bernilai positif. Jika kisah yang dilalui seseorang bernilai baik, maka sangat layak dijadikan ide untuk menulis.
Jika kita berkunjung ke toko buku, pasti kita menemukan buku-buku biografi. Tokoh-tokoh biografi yang ditulis biasanya dari pengusaha, presenter, motivator, bahkan pemimpin dunia pun juga ada. Walaupun ada biografi yang menulis tokoh kontroversial, pada umumnya isi biografi yang ditampilkan selalu bernilai positif dan menggerakkan orang lain untuk berbuat hal-hal yang sama. Misalnya saja tokoh yang gemar membaca, bisa menginspirasi pembacanya untuk selalu lebih banyak membaca. Perjalanan lika-liku hingga kesuksesan yang dialami si tokoh dalam biografinya memotivasi pembacanya untuk selalu berjuang dan tak akan menyerah dalam menghadapi kehidupan.
Salah satu perjalanan kita yang pasti dilalui semasa hidup adalah pengembaraan intelektual (intelectual journey). Bahkan, pemerintah sendiri telah mencanangkan wajib belajar 12 tahun. Karena itulah, sejak anak-anak kita disekolahkan dan diberi pendidikan yang layak. Belajar membaca, menulis, dan berhitung. Lama-kelamaan, dengan dorongan rasa ingin tahunya, kita tertarik untuk mempelajari hal-hal lainnya seperti fisika, biologi, geografi, bahasa, dan lain sebagainya. Dan selanjutnya, di bangku kuliah, kita akan memperdalam salah satu bidang, sesuai passion-nya masing-masing.
Nah, setelah melakukan pengembaraan intelektual berupa pendidikan dan sekolah, apa yang kita dapatkan? Ya, ilmu pengetahuan dan pengalaman! Tentu saja kedua hal tersebut dijadikan sumber ide untuk selalu menulis. Karena itulah, banyak tulisan-tulisan di berbagai media, terutama blog pribadi maupun blog sosial yang berdasarkan pengalaman pribadi di sekolah, ditambah ‘bumbu-bumbu’ opini. Apalagi di Kompasiana, banyak mahasiswa yang rela berbagi pengetahuan lewat artikel-artikel yang dituliskannya, sesuai bidang yang digeluti.
Oh ya, generasi-generasi zaman dahulu ada yang rela melakukan perjalanan demi bisa mendapatkan ilmu. Ambil contoh, banyak ulama muslim yang rela melakukan pengembaraan di berbagai negara, untuk bisa mendapatkan hadits-hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam yang kini kita bisa dinikmati di berbagai kitab, berkat jasa ulama yang selalu menulis hasil pengembaraannya. Ada lagi, saat Indonesia masih berupa sebuah kerajaan bernama Sriwijaya, banyak umat Buddha yang datang untuk belajar agama di kerajaan yang berpusat di Kota Palembang itu.
Dan sampai saat ini, banyak mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di luar kota, luar provinsi, maupun di luar negeri, menuntut ilmu untuk kemajuan negaranya. Tentu saja, tidak terlepas dari intelectual journey yang melekat pada diri mereka. Bahkan, ada juga di antara mereka yang berbagi gagasan dan hasil pengalaman mereka lewat tulisan, ya itu suatu kegiatan yang lebih bagus. Mudah-mudahan, hobi menulis bisa ditularkan lewat karya-karya ilmiah mereka, agar Indonesia bisa menjadi negara yang maju. Semoga.
Pengembaraan Imajinasi, Inspirasi Menulis Karya Fiksi
Kita, sebagai manusia, pasti berimajinasi. Tentu saja untuk memenuhi kebutuhan naluri pengembara dalam diri kita. Lihat saja film-film kartun. Semuanya dibuat pasti berdasarkan imajinasi yang telah tergambar dalam otak manusia. Tidak hanya satu karakter, bahkan ribuan karakter kartun telah tersebar di belahan dunia. Sungguh, kekuatan imajinasi sangaat luar biasaaa!
Bagi yang hobi menulis fiksi, tentunya kebutuhan imajinasi merupakan hal-hal yang mutlak, karena bisa membayangkan jalan cerita yang akan dituliskannya. Meskipun demikian, tentu dibutuhkan sumber lain yang menginspirasi si penulis. Misalnya pengalaman hidup, bahkan penulis fiksi harus keluar rumah untuk mencari inspirasi di lingkungan sekitar. Habis inspirasi itu didapat? Ya biarkanlah imajinasi berjalan dalam benaknya, untuk menciptakan sebuah karya lewat rangkaian kata-kata, dibantu oleh tangan-tangan penulisnya. Jadilah buku-buku maupun tulisan fiksi!
Wanderer dalam Bersikap