Dibawah pasar 16 Ilir, di Pinggir Sungai Musi ada stand yang kurang lebih berupa tenda, menjajakan kuliner khas Palembang. Saya pernah melewati stand tersebut dan sayangnya saya tidak sempat mampir ke stand tersebut. Kapan-kapan, saya akan mampir ke sana!
4. Berkunjung ke Monpera
Waktu saya baru saja melewati Jembatan Ampera menuju Seberang Ilir, ada bangunan yang ada burung garuda itu, saya jadi penasaran, apa itu? Ternyata, bangunan tersebut adalah MONPERA (Monumen Perjuangan Rakyat)!
Minggu pagi, tanggal 24 Mei lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi Monpera bersama bibi saya. Monpera, yang terletak dekat dengan Bundaran Air Mancur di pusat kota, adalah museum yang didirikan untuk mengenang perjuangan para pahlawan di Sumatera Bagian Selatan.
Saat saya memasuki museum ini, ada banyak koleksi rekaman sejarah perjuangan para pahlawan, dari lantai satu sampai lantai enam. seperti meriam, foto dokumentasi sejarah, bahkan uang rupiah dari zaman kemerdekaan sampai sekarang pun masih tersimpan di sini. Juga ada patung setengah badan dari para pahlawan dan baju pejuang yang masih terawat di museum ini.
5. Mencicipi Kue Khas Palembang
Kalian tahu empek-empek? Makanan khas Palembang memang sudah terkenal di seantero Nusantara, ditambah dengan kemplang, pindang patin, dan tempoyak. Yap, kuliner Palembang memang kaya ya, itu karena hasil sejarahnya yang sudah sangat tua dan pengaruh dari budaya lain, yang berasal dari para pendatang.
Sebagai pencinta kue, saya sudah lama ingin merasakan kue khas Palembang. Itu gara-gara saya melihat station ident dari salah satu TV lokal di Palembang yang menampilkan kue manis tersebut. Ya! Kalau bukan kue 8 jam!
Selanjutnya, saya bahas kue khas Palembang lainnya. Bolu Kojo! Kue tersebut pernah saya beli di Pasar 16 Ilir dan rasanya manis dengan gurih dari santan (sayang, saya tidak sempat memfoto bolu tersebut). Dinamakan bolu Kojo karena bentuknya mirip dengan bunga kamboja. Namun, sekarang ini, bolu kojo hadir dalam bentuk yang bermacam-macam, ada yang berbentuk persegi, bundar, dan sebagainya.
Pada umumnya (yang saya temui), bolu kojo berwarna hijau dan terbuat dari telur, gula, santan, perwarna suji dan pandan, serta tepung terigu, dan biasanya dimasak dengan cara dikukus, meskipun ada juga yang dipanggang.