Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Kenangan yang Didapat Selama di Kota Palembang

17 Juni 2015   11:52 Diperbarui: 15 Oktober 2017   05:24 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibawah pasar 16 Ilir, di Pinggir Sungai Musi ada stand yang kurang lebih berupa tenda, menjajakan kuliner khas Palembang. Saya pernah melewati stand tersebut dan sayangnya saya tidak sempat mampir ke stand tersebut. Kapan-kapan, saya akan mampir ke sana!

4. Berkunjung ke Monpera

Monpera. Sumber gambar: http://www.palembang.go.id
Monpera. Sumber gambar: http://www.palembang.go.id

Waktu saya baru saja melewati Jembatan Ampera menuju Seberang Ilir, ada bangunan yang ada burung garuda itu, saya jadi penasaran, apa itu? Ternyata, bangunan tersebut adalah MONPERA (Monumen Perjuangan Rakyat)!

Minggu pagi, tanggal 24 Mei lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi Monpera bersama bibi saya. Monpera, yang terletak dekat dengan Bundaran Air Mancur di pusat kota, adalah museum yang didirikan untuk mengenang perjuangan para pahlawan di Sumatera Bagian Selatan.

Saat saya memasuki museum ini, ada banyak koleksi rekaman sejarah perjuangan para pahlawan, dari lantai satu sampai lantai enam. seperti meriam, foto dokumentasi sejarah, bahkan uang rupiah dari zaman kemerdekaan sampai sekarang pun masih tersimpan di sini. Juga ada patung setengah badan dari para pahlawan dan baju pejuang yang masih terawat di museum ini.

Senjata, koleksi uang rupiah dan mesin tik. Dok.pri
Senjata, koleksi uang rupiah dan mesin tik. Dok.pri

Baju pejuang wilayah Sumatera bagian Selatan. Dok.pri
Baju pejuang wilayah Sumatera bagian Selatan. Dok.pri

Foto dokumentasi sejarah. Dok.pri
Foto dokumentasi sejarah. Dok.pri
Memasuki lantai tujuh, hanya ditemukan ruang kosong. Dan, begitu naik ke lantai puncak, saya bisa melihat Kota Palembang dari kejauhan. Tidak hanya bundaran air mancur yang terlihat, bahkan Jembatan Ampera juga bisa terlihat dengan jelas!

5. Mencicipi Kue Khas Palembang

Kalian tahu empek-empek? Makanan khas Palembang memang sudah terkenal di seantero Nusantara, ditambah dengan kemplang, pindang patin, dan tempoyak. Yap, kuliner Palembang memang kaya ya, itu karena hasil sejarahnya yang sudah sangat tua dan pengaruh dari budaya lain, yang berasal dari para pendatang.

Sebagai pencinta kue, saya sudah lama ingin merasakan kue khas Palembang. Itu gara-gara saya melihat station ident dari salah satu TV lokal di Palembang yang menampilkan kue manis tersebut. Ya! Kalau bukan kue 8 jam!

Kue 8 Jam Dok.pri
Kue 8 Jam Dok.pri
Akhirnya, rasa penasaran saya tentang kue 8 jam terjawab sudah ketika saya membeli kue tersebut di Pasar Cinde. Rasanya memang manis dan legit. Nah, kue tersebut dinamakan demikian karena proses pemasakannya memang membutuhkan waktu 8 jam. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kue 8 jam adalah telur, susu kental manis, vanili, margarin, gula pasir, dan tepung terigu.

Selanjutnya, saya bahas kue khas Palembang lainnya. Bolu Kojo! Kue tersebut pernah saya beli di Pasar 16 Ilir dan rasanya manis dengan gurih dari santan (sayang, saya tidak sempat memfoto bolu tersebut). Dinamakan bolu Kojo karena bentuknya mirip dengan bunga kamboja. Namun, sekarang ini, bolu kojo hadir dalam bentuk yang bermacam-macam, ada yang berbentuk persegi, bundar, dan sebagainya.

Pada umumnya (yang saya temui), bolu kojo berwarna hijau dan terbuat dari telur, gula, santan, perwarna suji dan pandan, serta tepung terigu, dan biasanya dimasak dengan cara dikukus, meskipun ada juga yang dipanggang.

Ya, begitulah kira-kira Bolu Kojo. saya tidak sempat memfotonya. Sumber: seleranusantara.blogspot.com
Ya, begitulah kira-kira Bolu Kojo. saya tidak sempat memfotonya. Sumber: seleranusantara.blogspot.com
6. Naik Perahu Menyusuri Sungai Musi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun