Pertama tak kupedulikan, lama-lama ko makin kencang klakson mobil itu. Kulirik perlahan dengan ujung cahaya mataku, ternyata mobil itu berhenti tepat didepanku di perlintasan jalan. Dengan penuh penasaran, siapa gerangan, kuberanikan diri lebih dekat memperhatikannya.
"Kak Yul....Kak Yul....!"
Hah..., si Bicha..., ma syaa Allah pagi banget datangnya.
Ia datang dengan suami dan ibunya. Karena ayahnya sudah tiada. Ma syaa Allahpecah sudah kerinduan ini padanya. Meski aku masih sendiri tapi aku bangga padanya tak pernah melupakan sahabatnya.
Cinta, tanya dan segala kebahagiaan terbagilah dari bibir mungilnya, meski sudah berputra, ia masih saja seperti dulu. Selepas makan siang di beranda belakang ia menghampiriku.
"Kak Yul, ada Yang mau saya bilangkan sama kakak, tapi sebelumnya mohon maaf nich, bisa?"
Nanya apaan, jangan-jangan tentang nikah, paling minder kalau ditanya kapan nikah..., bla..., bla..., males dengernya.
"Kakak Kenal sama Bang Fizo Syafaturrahman Al- Kaaf?"
Fizo..., Fizo ..., si sombong, Fizo si sok alim, Fizo... si sok pintar, ada apa dengan dia.
"Kak..., Bang Fizo itu abang saya...."
Masya Allah Fizo abangnya si Bicha. Ah masa, ko ga pernah kumpul bareng. Ko ga pernah jemput Bicha.