Mohon tunggu...
Dewisri Mulyanita
Dewisri Mulyanita Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Non-fiksi dan Fiksi Lepas

Warga sipil yang senang hati dalam membagikan ilmu pengetahuan. Bermula dari suara kecil, ilmu pengetahuan akan tersampaikan dengan lantang di masa mendatang.

Selanjutnya

Tutup

Music

Bagaimana Hindia Melihat Masalah Masa Depan?

29 September 2023   19:00 Diperbarui: 29 September 2023   19:10 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perekonomiannya digempur karena kehamilan dan kelahiran membutuhkan banyak uang. Penataan cahaya menunjukkan kalau Sal belum mendapat solusi yang tepat atas permasalahan ekonomi keluarganya.

“Tak cukup penting tuk bikin perubahan…”
“Tak cukup penting tuk bikin perubahan…”

Sal melirik ke patung kucing emas menggambarkan kalau dia mengharapkan keberuntungan dalam hidup. Lalu, Sal mengalihkan pandangannya ke TV. Ini menunjukkan kesadaran dia kalau keberuntungan tidak bisa diandalkan. Disisi lain, dia tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya.

“Masalah masa depan, aku punya peranan…”
“Masalah masa depan, aku punya peranan…”

Ini adalah adegan yang mencerminkan isi pikiran Sal. Dia sadar kalau dia punya peran, tetapi tidak tahu harus mengatasi masalah yang mana. Pikirannya tidak karuan. Kacau.

Instrumen
Instrumen

Berdasarkan penataan cahaya dan latar tempat (bus), Sal terus tenggelam dalam kebingungan tentang masalah-masalah dihadapannya seiring berjalannya waktu. Dia ragu. Dia takut atas keputusan yang akan dia ambil.

4. Hasil Akhir

“Diantara berjuta nama…”
“Diantara berjuta nama…”

Penataan cahaya kuning berfokus ke meja makan. Ini berarti, Sal telah memutuskan untuk berfokus pada masalah keluarganya saja dan dia bahagia dengan fokusnya ini. Cahaya hijau kebiruan dan kegelapan ada di sekeliling mereka. Ini berarti, permasalahan di luar rumah tetap ada dan bisa berdampak kepada mereka entah kapan.

“Berlindung dibelakang tawa…”
“Berlindung dibelakang tawa…”
Hindia disini digambarkan sebagai masa depan yang cerah. Sayangnya, Sal terkurung di ruangan merah bersama orang-orang yang bermasalah. Sal terkena dampak kekacauan dari masalah di sekitarnya. Pada akhirnya, ekspresi serta gestur Hindia menandakan kekecewaan dan seakan mengatakan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun