"Dua tahun yang lalu, akhirnya, satu orang lagi menjadi bagian dari keluarga kami. Mas Rudi, yang sekarang menjadi suami ayundaku, lolos dari pedas sambal maut.Â
Ketika pagi itu, ayundaku melihat sambal keluarga terhidang di atas cobek saat makan bersama, ia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ia langsung memekik dan mencium ibu bapakku, dan merangkul Mas Rudi. Tentu saja Mas Rudi yang tidak tahu apa-apa hanya bengong."
Pada kutipan dijelaskan bahwa Mas Rudi yang tidak lain adalah suami Ayunda, ia lolos darinya pedasnya sambal maut tersebut. Dan ia diterima menjadi anggota keluarga tersebut, saat ini mereka dikarunia anak.Â
Akan tetapi ketika saat mereka akan sarapan pagi terdapat sambal keluarga yang terhidang di meja makan wajah ayunda kelihatan gembira, dan mas Rudi yang tidak mengetahui apa pun hanya bengong karena baru pertama ini ia mengetahui sifat ayunda ketika melihat sambal keluarga.
"Jantungku berdetak mengencang dan mengeras. Kusapu berkali-kali dan kuperiksa dengan seluruh perhatianku, tetap saja aku tidak menemukan satu menu yang paling kutunggu-tunggu. Tubuhku terasa ringan. Tapi aku berusaha tetap tenang, dan duduk di kursiku. Yu Sumi masih melakukan sesuatu di dapur, mungkin masih di sana.... Semoga....
Rasa tidak menentu juga kulihat di raut muka ayundaku. Mas Rudi, orang yang akhimya tahu tentang drama sarapan ini, setelah mengambil makanannya, keluar dari ruang pentas. Ia memberi alasan akan menyuapi putrinya di beranda. Tapi aku memaklumi, ia sedang tidak ingin mencampuri satu peristiwa yang mungkin tidak mengenakkan hatinya.
Sarapan dimulai. Tanganku gemetar, aku tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun. Berkali-kali, aku melihat ayundaku juga berusaha menghilangkan ketegangan dengan cara menarik napas dalam-dalam. Sementara ibu dan bapakku terlihat seperti biasa, tenang dan ramah. Dan Dian..., ia juga tenang."
Pada kutipan dijelaskan ketika tokoh aku membawa sang pacar pulang untuk diperkenalkan kepada keluarganya, ia merasa cemas dan gelisah. Dan ketika semua sudah berkumpul dimeja makan akan tetapi sang tokoh utama yaitu sambal keluarga belum dikeluarkan.
Dan tokoh aku disini berusaha menenangkan diri. Karena ia takut akan mengulangi hal yang sama dengan sebelumnya, apalagi ini menyangkut rahasia keluarga yang tidak diketahui oleh orang mana pun, yang mengetahui ini hanyalah keluarga inti dan Yu Sumi merupakan orang yang sudah bertahun tahun membantu Masak di rumah keluarga tersebut.
"Ibu: Mbak Dian, sambal... ini sambal keluarga kami.
Ayunda: Iya, Dian. Sambal ini enak sekali.